Rabu, 27 Juli 2011

Ironi Negara Hukum



(Dimuat di Analisisnews.com Kamis, 28 Juli 2011)


Judul Buku : Negara Hukum dan Demokrasi di Indonesia
Penulis : Abdul Aziz Hakim
Penerbit : Pustaka Pelajar Yogyakarta
Cetakan : 1, Februari, 2011
Tebal : xxx + 284 halaman
Harga : Rp45.000,--

Predikat negara hukum negeri ini sedang dipertayakan. Pasalnya, melihat persoalan hukum yang terjadi di negeri ini”Indonesia” kian hari kita bersikap pesimis. Aparat penegak hukum kita selalunya tak mampu untuk menuntaskan persoalan hukum. Sebab,dari mulai kasus Century, Gayus, Rekening Gendut, Nazarudin, dan terakhir pemalsuan surat MK belum ada titik benderang. Hal itu, disebabkan salah satunya yakni aparat penegak hukum kita dari mulai, hakim, jaksa, dan polisi banyak tersandung dengan persoalan hukum. Lantas, kedepan bagaimanakah jatidiri bangsa Indonesia yang menyandang predikat negara hukum?
Dari mulai Presiden, pejabat, politisi, dan polisi semangat untuk mengobarkan penegakan hukum. Namun, tatkala sudah ada persoalan hukum seolah-olah spirit untuk berjuang menegakan hukum mlempem. Apalagi, bila yang terjerat masalah hukum orang yang mempunyai uang dan berpengaruh mudah sekali terhenti di tengah jalan. Padahal dengan hukum sesungguhnya keadilan dapat di tegakan. Serta menyelematkan bangsa dari tangan mafia.
Hukum di Indonesia nampaknya belum di jadikan senjata ampuh. Masih sebatas pepesan kosong. Kehadiran buku berjudul “Negara Hukum dan Demokrasi di Indonesia” menjadi penting untuk di baca.  Abdul Aziz Hakim, berusaha mengkritisi mengenai eksisitensi akan penerapan konsepsi negara hukum dan demokrasi di Indonesia yang di nilai hanya pepesan kosong belaka. Seharusnya, hukum dan demokrasi dapat di jalankan secara konkrit.
Buku ini, merupakan sekumpulan tulisan yang tercecer sewaktu penulis masih duduk di bangku perkuliahan. Latar belakang penulisan buku ini di motori oleh kegelisahan Aziz dalam melihat dan mengamati persoalan hukum yang terjadi di negerinya. Dan, nampaknya penulis buku ini cukup kritis dalam memandang permasalahan hukum yang terjadi di negerinya ”Indonesia”.
Aziz,  mengungkapkan bahwa konsepsi hukum dalam negara demokrasi di Indonesia merupakan salah satu hal yang harus bersinergi. Sehingga hukum tidak menjadi tumpul dan demokrasi tidak pincang. Keduanya harus berjalan bersama-sama. Dengan mata telanjang, kita akan mengetahui bagaiamana sebenarnya wajah hukum dan demokrasi kita berlangsung.  Dan, apabila kita menelanjangi keduanya maka kita akan tahu keboborokan hukum kita.
Dalam rangka mewujudkan supermasi hukum di negeri ini para aparat penegak hukum harus mempunyai keberanian dan ketulusan. Penulis buku ini, mengajak kita melihat realitas hukum di Indonesia. Sehingga, kelak kita akan sadar betapa pentingnya menjunjung tinggi hukum. Apalah artinya, menggembor-gemborkan supermasi hukum di negeri ini “jika para pelaku kejahatan koruptor, pembunuh, penipu bangsa, dll masih di lindungi”.(Hal 73)
Penulis buku ini, mencoba mengkritisi konsepsi negara hukum dan demokrasi Indonesia. Menyoal negeri ini yang katanya menjunjung tinggi hukum dalam realitasnya hukumnya masih tumpul belum dapat di tegakan. Jurus para mafia yang suka mengibuli aparat penegak hukum seperti, pura-pura sakit maupun kabur keluar negeri masih ampuh. Oleh karenanya, dalam konteks inilah buku ini menarik untuk di baca oleh para penegak hukum, praktisi, pemerhati, dan pakar hukum. Membaca buku ini, juga membantu menyadarkan kita akan persoalan hukum yang terjadi.
Menurut anggapan saya, kesadaran semua pihak khusunya aparat penegakan hukum dalam menyelesaikan persoalan hukum harus serius. Jangan sampai justeru aparat penegak hukum semakin memperburuk citra penegak hukum sendiri. Tidak dapat kita bayangkan hukum di negara ini berjalan pincang. Siapapun dia jikalau terbelit masalah hukum sudah seharusnya aparat penegak hukum kita tidak tebang pilih. Hukum harus di tegakan setinggi-tingginya.
*)Ahmad Faozan, Ketua Himasakti (Himpunan Mahasiswa Alumni Santri Keluarga Tebuireng) Yogyakarta.

Sabtu, 23 Juli 2011

Memahami Bahasa Tuhan


Dimuat di Kompas.com
(Sabtu, 23 Juli 2011 )

Judul Buku: Memahami Bahasa Agama: Sebuah Kajian Hermenutika Penulis:Komarudin Hidayat
Penerbit: Mizan Pustaka
Tahun: 1, Mei 2011
Tebal : 326 halaman 
Harga : Rp 54.000

Bahasa kitab suci” Al Qur’an” terkenal sangat indah namun, sedikit orang yang mampu memahaminya. Dikarenakan Al Qur’an bukan kitab sastra juga buku ilmiah melainkan bahasa Tuhan. Bahasa arab kitab suci”Al Qur’an” seringkali di anggap kompleks oleh siap saja. Hanya, mereka yang memiliki intregritas dapat menjelaskan dengan baik apa maksud bahasa Tuhan dalam kitab suci. Setidaknya, untuk mencoba memahami bahasa Tuhan seseorang harus memunyai bekal ilmu pengetahuan seperti, Ushul Fiqh, Nahwu, Mantiq, Balaghah, Ulumul Qur’an dan lain-lain.

Sekarang ini, banyak sekali orang yang hanya memahami bahasa Tuhan sesuai dengan kepentingannya sendiri. Misalanya, menafsirkan ayat-ayat untuk berjihad maupun untuk mengikuti kelompok Islam tertentu. Akhirnya, penafsiran yang di lakukan seolah-olah atas dasar kehendak Tuhan. Bukankah, menafsirkan bahasa Tuhan tidak boleh seenaknya sendiri?

Buku bertajuk ”Memahami Bahasa Agama: Sebuah Kajian Hermeneutika” karya Komarudin Hidayat hadir. Beliau, berupaya memperkenalkan metode baru kepada kita dalam menafsirkan kebahasaan Al Qur’an yakni dengan menggunakan metode baru ”hermenutika”. Sebab, al Qur’an erat kaitannya dengan masalah bahasa. Menurutnya, metode hermeneutika dapat membantu umat Islam dalam memahami bahasa teks suci yang berupa “Al Qur’an”.

Komarudin Hidayat, mengajak kepada pembaca untuk bersikap kritis dan kreatif dalam menafsirkan bahasa Tuhan. Selama ini, kendala memahami bahasa Tuhan menjadi persoalan serius yang kemudian telah meredupkan semangat mengintrepretasikan teks suci. Hal ini, telah menjadi persoalan laten di internal umat Islam. Menggunakan pendekatan metode hermenutika diharapkan dapat mempermudah kita dalam memahami bahasa teks suci yang berupa Al Qura’an. (hal 53)

Bahasa Tuhan memang sulit di prediksi apa bunyi kemauannya. Setelah bahasa Tuhan berwujud tulisan yang di tulis manusia secara tidak langsung menjadi kesempatan bagi manusia untuk menafsirkan sesuai pengetahuannya bukan? Dan, yang menjadi pertanyaan besar adalah sejauhmana keunggulan hermenutika bila dibandingkan metode-metode yang sudah ada seperti ilmu ulumul qur’an maupun ushul fiqh?

Kedua ilmu tersebut sudah lama di jadikan pijakan di kalangan umat Islam untuk menafsirkan teks suci”Al Qur’an”. Dalam buku ini, penulis menunjuk kepada tiga macam bidang kajian wacana yaitu, ungkapan yang di gunakan untuk menjelaskan objek pemikiran metafisis. Kedua, bahasa kitab suci”Al Qur’an”. Ketiga, bahasa ritual keagamaan (hal 67)

Dengan begitu, maksud teks suci bisa di mengerti pembacanya. Terlepas dari semua itu, saya rasa wacana pemikiran yang di tawarkan oleh Komarudin Hidayat patut di pertimbangkan. Sebagai seorang muslim yang bepegang teguh pada ajaran Al Qur’an sudah sejatinya kita tidak boleh berhenti untuk mengkajinya. Kehadiran buku ini, penting untuk di baca oleh siapa saja. Sebagai khazanah keilmuan di zaman kekinian. Mengingat, bahwa Al Qur’an bukanlah manuskrip atau buku ilmiah yang menyajikan formula baru eksak.

Sehingga sulit bagi seseorang untuk memprediksikan bunyi dan makna teks yang sesungguhnya. Lewat buku ini, sekiranya dapat menumbuhkan spirit bagi umat Islam untuk mengembangkan kajian mengenai kitab sucinya yang berupa “Al Qur’an” sesuai dengan perkembangan keilmuan.Sebagaimana dikatakan Yasraf Amir Piliang dalam pengantarnya.

Buku ini, menawarkan sebuah perluasan horizon untuk pemahaman bahasa agama. Serta memperkenalkan metode baru dalam menafsirkan pemahaman teks-teks keagamaan seperti Al Quran dan As Sunnah. Tentunya, merugi bila Anda melewatkan buku ini bukan?

Menuju Kehidupan yang Penuh Makna


 
Dimuat di (Okezone.com ) Jum'at, 22 Juli 2011
Judul Buku:The 7-40 Journey:7 Prinsip yang Akan Mengubah Kehidupan anda dalam 40 hari
Penulis: Dr. Jimmy B. Oentoro
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Jakarta
Tahun: 1, Maret 2011
Tebal: 223 halaman
Harga: Rp47.500

Puncak kebahagiaan manusia adalah saat di mana seseorang dapat melewati masa-masa kesulitannya. Dan, dapat memberi warna kepada orang lain. Disitulah  seseorang akan menemukan kehidupan yang penuh makna. Begitu banyak ujian dan cobaan ketika seseorang hendak mengejar sebuah kesuksesan. Oleh sebab itu, penting kiranya bagi seseorang untuk berpegang teguh pada prinsip hidup yang diyakininya.

Supaya, setiap gelombang kehidupan yang menghampiri dapat dipatahkan. Prinsip hidup merupakan modal awal bagi seseorang untuk menuju kesuksesan.  Dan, prinsip hidup juga merupakan sebuah cerminan keseriusan bagi seseorang dalam menggapai tujuan yang ingin dicapainya. Sudahkah, kita berpegang teguh pada prinsip hidup yang kita yakini? 

Setiap manusia terlahir di dunia sudah dibekali dengan berbagai potensi. Manusia tinggal mengembang saja. Sesungguhnya, banyak orang gagal bukan karena ia tidak mampu mengerjakan sesuatu tetapi karena memang ia tidak mempunyai tujuan hidup yang jelas dalam hidupnya. Seseorang mudah terombang-terombang-ambing dalam jiwa ketidaksadaran.

Jimmy B Oentoro memberikan wejangan lewat buku bertajuk  “7-40 Journey” kepada kita. Buku ini, mengajak kepada kita mengadakan perjalanan dan perenungan tentang kehidupan yang akan membawa diri kita menuju kehidupan yang penuh makna dalam tempo singkat yakni 40 hari. Ada 7 prinsip unggulan yang hendak ia perkenalkan yaitu. Pertama, Siapa yang anda cari. Sebuah prinsip keunggulan untuk mengenali nilai-nilai kekuatan orang-orang di sekitar anda.  Kedua, seseorang memanggilmu. Sebuah prinsip keunggulan yang ada pada arti sebuah nama. 

Ketiga, Hidup dengan tujuan kuasa. Sebuah prinsip untuk mengenali kuasa impian kita. Keempat, raihlah kemenangan. Sebuah prinsip keunggulan untuk mengenali langkah-langkah kepercayaan diri menuju kemenangan. Kelima, tebarkan jalanmu ke dunia usaha. Sebuah prinsip untuk mengenali nilai-nilai pekerjaan yang kita kerjakan. Keenam, sarapan bagi  bersama sang Maestro. Sebuah prinsip keunggulan untuk mengenali nilai kehidupan bathiniah.

 Dengan sarapan pagi bersama maestro, erat kaitannya dengan kesuksesan. Ketujuh, Cinta yang penuh risiko. Sebuah prinsip keunggulan untuk mengenali nilai kekuatan cinta yang abadi.(hlm 5) Dan, ketujuh prinsip tersebut adalah prinsip-prinsip unggulan yang telah mengubah banyak orang di seluruh dunia. Bahkan, telah mengubah keadaan dunia ini.

Menurut Djimy, perjalanan hidup di dunia ini indah kalau kita tahu tujuan hidup kita. Beruntung, apabila prinsip hidup yang kita yakini benar. Sudahkah, kita menata hidup untuk menuju kehidupan yang penuh makna? Apa yang disampaikan penulis buku ini, bukan berupa konsep yang rumit melainkan berupa hal-hal praktis. Pada setiap babnya, selalu dibarengi dengan cerita-cerita inspiratif yang berasal dari pengalamannya. Dan, disisipi pula kutipan-kutipan dari orang-orang terkenal yang tak asing kita dengar.  Sehingga membuat pembaca tidak akan bosan membaca buku ini.

Ada hal yang menarik yang ditunjukan oleh Djimy Oentoro dalam buku ini yakni, terkait penggunaan angka 40. Ada apa dibalik angka empat puluh? Dan, kenapa penulis, menggunakan angka 40 tidak menggunakan angka semisal 45 atau 50. Menurutnya, “angka 40 melambangkan waktu yang cukup untuk dilahirkan kembali atau memulai sesuatu  yang baru”. (Hal 25) Setiap kelahiran baru identik dengan sebuah perubahan. Karena, perubahan selalu membawa diri kita mengerti mengenai hakikat makna hidup.

Berulang kali mengalami kegalan bukan berarti kemudian berputus asa dan meratapi keggalan secara terus-menerus. Spirit kebangkitan harus di pancarkan. Merubah diri, dengan cara mengevaluasi kesalahan-kesalaan yang pernah di lakukan membuat hidup kita semakin lebih baik. Tatalah kembali prinsip hidup yang di yakini dan kuatkanlah dari gelombang kehidupan kelak Anda tidak akan mudah goyah saat mengejar tujuan hidup.
 Bagi seseorang yang merindukan kesuksesan amat merugi bila mengesampingkan buku ini. Penjelasannya runut dan penuh inspirasi. Dan, layakalah buku ini untuk dipublikasikan ke publik.

Jumat, 15 Juli 2011

Meneladani Sosok Wahid Hasyim


Judul Buku:  KH. Wahid Hasyim: Sejarah, Pemikiran, dan Baktinya Bagi Bangsa dan Negara
Editor: Dr. Shofiyullah dkk
Penerbit:  PP. Tebuireng
Tahun: April 2011
Tebal: xiii+418 halaman
Saat ini, mencari sosok pemimpin yang bersahaja, amanah, dan memunyai jiwa kenegaraan sangatlah susah. Banyak pejabat dan politis bekerja hanya untuk kepentingan dirinya bukan melainkan niatan mengabdi kepada bangsa dan negaranya setulus hati. Wajar, jika kemudian bangsa ini “Indonesia” tertatih-tatih mengejar ketertinggalan. Oleh sebab itu, penting bagi kita semua untuk belajar kepada perjuangan para faoundhing fathers.
Buku setebal empat ratus halaman ini membahas tentang sejarah dan pemikiran Wahid Hasyim. Tidak tanggung-tanggung penulisnya keroyokan. Dari mulai para cedekiawan dan akademisi. Seperti, Sholahudin Wahid, Ali Yahya, Imam Suprayogo, Malik Fadjar,  Shofiyulloh, Yudian Wahyudi, Zamarkasi Dhofier dll.  Sebagimana kita ketahui bersama bahwa Wahid Hasyim adalah salah satu putra KH. Hasyim Asy’ari ulama besar Indonesia abad ke 19.
Sejak kecil, beliau gemar sekali membaca buku, koran, dan majalah dengan beragam bahasa dari mulai bahasa Indonesia, Arab, Belanda , dan Inggris. Wahid Hasyim di karunia ingatan yang kuat. “ Kemampuan mengingatnya laksana tape recroder apa yang di bacanya langsung terekam dalam dirinya”.(Hal. 10-11).  Di usia yang sangat muda Wahid Hasyim sudah tampil sebagai pemimpin muda yang di segani.
Dan, beliau juga mudah bergaul dan menyesuaikan diri dengan para tokoh-tokoh besar seperti, Sukarno, Hatta, Muhamad Yamin, Ahmad Subarjo, Bungtomo, Anwar cokrominoto, Imam Zarkasyi, Mahrus Ali, Ali Maksum dll. Sehingga ketika memasuki usia matang Wahid Hasyim sukses melakukan gebrakan di Tebuireng dan NU.
Sebelum tampil di kancah perpolitikan nasional Wahid Hasyim mengawali gerakannya dari lembaga pendidikan agama pesantren milik ayahnya Tebuireng yakni “mendirikan Madrasah Nizhamiyah”. (hlm 148) Usahanya tersebut kala itu sempat di kecam dan menuai protes dari para ulama dan santri. Namun, kecaman tersebut tidak membuat dirinya lantas mengurungkan niatnya melakukan perubahan. Sebab, mendapat restu ayahnya KH.Hasyim Ays’ari. 
Wahid Hasyim selain membantu mengurus pesantren juga aktif menjadi pengurus NU. Beliau berangkat dari tingkatan ranting paling bawah sampai kemudian menjadi pengurus pusat. Sosoknya bersahaja, ramah, dan cerdas membuat beliau di perihitungkan intelektualitasnya.Beliau juga perumus, serta pelaku sejarah Indonesia Modern pada abad ke 20.
Orang lain mengibartakan, buah pikiran dan cita-cita Wahid Hasyim sebagai ramuan peradaban Melayu Nusantara dan Peradaban Indonesia Modern”.  (Hal, 317) Hadirnya buku "KH. A. Wahid Hasyim: Sejarah, Pemikiran, dan Baktinya bagi Agama dan Bangsa dapat menjadi spirit bagi kita semua untuk belajar kepada para faoundhing fathers.
Buku ini, terbagi kedalam tiga pokok pembahasan yakni, potret keluarga dan pemikiran. Kedua, karya dan bakti dalam bidang politik, hukum, dan kebangsaan. Ketiga, karya dan bakti dalam bidang pendidikan. Buku ini, juga bermanfaat bagi kalangan akademisi dan masyarakat secara luas. Masih banyak hal harus kita gali dari Wahid Hasyim seorang  tokoh muda NU yang memiliki pemirian progresif dan banyak berpengaruh bagi kemerdekaan Indonesia.
 Dalam catatan sejarah, juga tercatat sebagai anggota BPUPKI, tim pengurus Pancasila, dan merupakan Menteri Agama tiga kabinet yakni masa Hatta, Nasir, dan Sukiman. Hidupnya sangat singkat sehingga membuat sebagian orang lebih mengetahui  ayahnya, yakni KH. Hasyim Asy’ari dan Abdurrahman Wahid(Gus Dur) putrannya.
 Sebagaimana dikatakan Sholahudin Wahid Pengasuh Pesantren Tebuireng Jombang, buku ini diharapakan dapat memicu dan mendorong kita untuk mengkaji kembali pemikiran, gagasan, dan jejak langkah para pendahulu kita dan menafsirkannya kembali dengan mengacu pada konteks zaman.
Di tengah kondisi kehidupan sosial, politik, agama,  dan budaya masyarakat saat ini banyak di warnai dengan berbagai hal penyimpangan-penyimpangan. Misalnya, banyak para pejabat negara dan politisi berkorupsi. Kemudian, banyak tokoh agama yang terseret ke dalam politik praktis. Akhirnya, masayarakat dan umat Islam merasa gelisah.
Kepada siapa mereka mengadu untuk menghadapi persoalan hidupnya? Seolah-olah nasib rakyat kecil dan umat Islam tidak ada yang memperhatikan. Nah, disinilah letak pentingnya bagi kita semua untuk belajar kepada para faoundhing Fathers  kita seperti“Wahid Hasyim”. Masih banyak suri teladan yang dapat kita petik dari seorang Wahid Hasyim. Keteladanan amat penting bagi pembentukan karakteristik generasi bangsa. Bukankah, orang sekaliber Wahid Hasyim pantas untuk kita teladani?

Kamis, 14 Juli 2011

Ide yang Mencerdaskan


Judul Buku:Logika Hidup: Logika Ekonomi, Rasisme, dan Politik Kantor
Penulis:  Tim Hardford
Penerbit: PT. Gramedia Pustaka Jakarta
Tahun: 1 Januari 2011
Tebal: 416 halaman
Harga:Rp,75.000

Umumnya kebayakan orang berani berbuat apa saja tanpa memperihitungkan dampak baik buruknya di masa depan. Misalnya, ia merokok tidak memikirkan kesehatan jantungnya dan bermain perempuan”Psk” tidak khawatir terinveksi HIV. Yang biayanya tidak sedikit untuk menyebuhkan penyakit tersebut. Konon, obat mujarab untuk menyembuhkan penyakit HIV hingga kini juga belum di temukan.
Barulah saat dampak buruk datang seseorang menjadi menyadari secara serius. Tidak dapat kita bayangkan bagaimana nasib orang yang menderita HIV? Dari mulai rugi finansial, kesehatan, dan waktu terkuras habis demi untuk menyembuhkan penyakit HIV. Memang benar, sebelum berbuat apa saja diri kita kurang sekali menimbang-nimbang dampak baik-buruk yang akan terjadi di masa depan.
Padahal mencegah kerugian baik finansial maupun kesehatan merupakan suatu hal yang harus dilakukan. Supaya diri kita kelak selamat dari marabahaya dari apa yang kita perbuat. Buku bertajuk “Logika Hidup”: Logika Ekonomi di balik Kejahatan, Rasisme, dan Politik Kantor” karya  Tim Hardford hadir di hadapan membaca. Tim Hardford, mencoba memotret keputusan hidup seseorang yang kerap berbuat hanya menuruti hawa nafsunya dari pada menggunakan akal sehat untuk berpikir secara jernih.
 Bukankah, kelak kita tidak ingin meratapi nasib dari apa yang diperbuat saat ini?Ajaran logika berpikir para ekonom, membantu diri kita untuk berpikir jernih dan mendalam. Dan, team Harford juga mengajukan beberapa pertayaan kritis kepada kita dalam buku ini yaitu: Jika manusia memang pintar, mengapa mereka merokok dan berjudi, atau mengonsumsi narkoba, atau jatuh cinta? Apakah itu perilaku yang memang rasional?
Kenyataannya, perilaku individu-individu yang paling tak terduga--pekerja seks komersial, pencandu narkoba, rasis, dan pemberontak--memiliki dasar logika ekonomi, memperhitungkan biaya dan keuntungan masa depan, bahkan jika kita tidak benar-benar menyadarinya.
Buku ini, mengarahkan pembacanya supaya memperihitungkan segala kemungkinan buruk suatu saat nanti. Dengan demikian, berpikirnya para ekonom saya rasa patut untuk di perihitungkan. Hidup seseorang berorientasi pada dua aspek yaitu, jangka panjang dan pendek. Kedua tujuan tersebut menentukan sekali bagi kesuksesan seseorang.
Misalnya, manusia bekerja setiap hari tidak lain di peruntukan untuk masa depan.  Di tengah kondisi sosial perekenomian semakin sulit penting bagi kita untuk mau belajar berpikir  kepada mereka para ekonom. Sebagai upaya ikhtiar, meminimalisir dari segala kerugian di masa mendatang. Menurut Tim Hardford, para ekonom selalu mencari logika tersembunyi di balik kehidupan (Hal  xi)
 Ide berpikir cerdas para ekonom membuat kita awalnya akan sering membuat perhitungan-perhitungan yang kompleks tentang biaya dan manfaat secara rasional. Namun, pada akhirnya kita akan terbiasa. Justeru, di masa depan kita akan rasakan buahnya. Bagi kita, hal yang paling sulit untuk berpikir secara jernih dan cemerlang dalam hidup yakni, ketika diri kita masih dikuasai oleh hawa nafsu.
Dorongan nafsu yang meracuni otak kita membuat segala apa yang bahaya dan merugikan tertutup dalam benak pikiran. Wajar, jika di kemudian hari kita baru menyadarinya. Sehingga, saat marabahaya yang menghampiri kita dapat menangkalnya. Karena, segala “Perilaku kita yang rasional akan menghasilkan keajaiban” (hal 399)
Walaupun, buku ini sedikit menyulitkan pembacanya menemukan benang merahnya. Bagi saya, ada yang menarik dari buku ini yaitu, mengajarkan kepada pembacanya untuk belajar berpikir sebelum bertindak. Tentunya, ide yang mencerdaskan dari para ekonom untuk kita.