Kamis, 18 Agustus 2011

Menggali Gagasan dan Pemikiran “Islam” Agus Salim


(Di muat di Analisisnews.com)
Jumat, 19 Agustus 2011

Judul Buku : Pesan-Pesan Islam, Rangkain Kuliah Musm Semi 7953 di Cornell University Amerika Serikat 
Penulis                  : Agus Salim 
Penerbit                 : PT. Mizan Pustaka
Tahun                    : I, Mei 2011
Tebal                     : 389 halaman
Harga                    : 82.500,-

 Intelektualitas Agus Salim sudah tidak lagi di pandang sebelah mata. Berbekal keilmuan luas, dialah kaum intelektual asal Indonesia yang pernah di undang untuk menjadi dosen menyampaikan pemahaman Islam di Cornell University, AS pada tahun 1953. Seluk beluk Islam, beliau beberkan secara luwes. Siapapun yang mengajaknya dialog beliau melayani dengan argumen menakjuban. Yang dapat di terima dengan kepala dingin.
Gagasan dan Pemikiran Islam Agus Salim sangat jernih dan luas. Terbukti, beliau berani berpendapat bahwa, dasar agama tidak perlu berubah walaupun, toh tata pelaksanaannya yang berubah. Melihat kondisi kekinian, dengan apa yang di perlihatkan fenomena sosial dimana ada sebagian sekelompok umat Islam sendiri yakni, penebar teror serta menolak perubahan tentu bertolak belakang bukan dengan ajaran Islam?
Ajaran Islam senantiasa dapat diaktualisasikan di setiap zaman. Untuk memberi jawaban persoalan kontemporer. Oleh sebab itulah, memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran Islam yang benar serta mendalam merupakan suatu keharusan. Dengan harapan, segala persoalan dapat di temukan jawaban. Bukankah, dalam ajaran kitab suci Al Qur’an mengandung banyak kisah hidup manusia. Dari mulai, nabi Adam hingga hingga sekarang, dan mungkin besok sudah ada.
Sebagaiman kita ketahui, salah sedikit memahami ajaran Islam maka akan berakibat fatal. Misalnya, memahami tentang toleransi, jender, jihad, dan hukum.  Maka dari itulah, kemampuan mengaktualisasikan ajaran Islam sesuai dengan konteks zamannya menjadi keharusan bagi umat Islam. Bukankah,  di era kontemporer banyak sekali persoalan baru?
Buku “Pesan-Pesan Islam” buah pemikiran Agus Salim ini hadir. Membantu, meluruskan pandangam buruk terhadap Islam. Buku yang merupakan rekaman sepenggal episode sejarah pemikiran Islam dari cendekiawan muslim Indonesia “Hadji Agus Salim” membantu menambah pengetahuan kita akan seluk belum Islam. Adapun materi-materi perkuliahan yang disampaikan oleh Agus Salim di buku ini meliputi, pembahasan rukun Iman dan Islam, pengertian Islam, Islam mengatur segala hal, keadaan negar-negara Islam masa kini, dll.
Dengan upaya menggali sejarah pemikiran Islam Agus Salim, untuk dikontekstualisasikan dalam kehidupan beragama sekarang ini menjadi penting. Setidaknya, menambah kedalaman kita dalam mengkaji Islam secara sempurna. Ajaran agama Islam akan dapat di terima oleh siapa saja, bila orang yang menyampaikannya memunyai intregritas.
Berbeda, dengan orang yang hanya memahami dan mengetahui Islam secara sepenggal-sepenggal ajaran Islam nampak kaku dan keras. Mengaktualisasikan pemikiran dan gagasan tentang Islam Islam Agus Salim saat ini, dapat menjadi spirit bagi umat Islam untuk belajar tentang Islam secara mendalam. Bukankah, dunia saat ini membutuhkan pemahaman Islam yang rasional dengan logika dan kepala dingin?
Sebagaimana dikatakan Anis Baswedan dalam pengantarnya, buku ini menuturkan Islam kepada orang lain dengan bercerita tentang Islam dari gagasan utamanya dan sejarahnya, lalu secara sistematis dan runut mengajak kita mengambil hikmah serta berdialog dengannya tentang berbagai isu kontemporer. Buku yang berisi gagasan dan pemikiran Islam Agus Salim ini menarik untuk di baca. Khusunya, bagi umat Islam. Lewat buku ini pula, dapat membantu pemahaman yang benar dan jernih akan seluk beluk Islam. Merugi, bila Anda mengesampingkan begitu saja. Selamat membaca!
*)Ahmad Faozan, Ketua Himasakti (Himpunan Mahasiswa Alumni Santri Tebuireng) Yogyakarta.

Selasa, 09 Agustus 2011

Tantangan Berat Masa Depan Islam


Dimuat di Analisisnews.com
Selasa, 09 Agustus 2011
Judul Buku : Masa Depan Islam: Antara Tantangan Kemajemukan dan Benturan dengan Barat.
Penulis       : John. L.Eposito
Penerbit     : Mizan Bandung
Tahun         : 1 Desember 2010 
Tebal          : 343 halaman
  
Tragedi 11 Sepetember 2001 menjadi awal barat terutama Amerika membenci dan memusuhi umat Islam. Sejak itu pula, usaha mengkerdilkan dan menghancurkan Islam di lakukan Barat. Islam di tuduh sebagai sumber teroris.  Seruan perang melawan terorirsme menjadi senjata ampuh bagi Amerika dan sekutu-sekutunya untuk menyerang negara-negara Islam. Bahkan, Indonesia yang sebelumnya negara aman dan damai juga ikut-ikutan memberantas terorisme. Benarkah Islam sebagai sumber teroris?
Dengan begitu, secara tidak langsung persoalan ketidaktahuan barat dalam melihat Islam dan kaum muslim menjadi penyebab faktor mereka memusuhi Islam. Bukankah, umat Islam sangat plural? Begitu juga dengan sekelompok umat Islam kecil yang ngotot berjihad berperang terhadap Barat bukan melainkn umat Islam secara keseluuhan. Ajaran Islam pun tidak menganjuran untuk memusuhi maupun membenci seseorang yang tak seideologi.
Agama pada dasarnya adalah berupa keyakinan untuk mengabdi kepada Tuhan bukan alat politik untuk melegitimasi kekuasaan. Dengan menggunakan baju agama menjadi cara yang jitu menebar benderang peang. Tentunya slah kaprah bukan? Sesuatu hal yang tidak semestinya justeru telah di salah gunakan. Dengan demikian, nampaknya bahwa Barat khusunya Amerika juga telah salah sasaran memusuhi umat Islam secara keseluruhan.
Serta tidak mampu membedakan mana Muslim yang berideologi radikal dan humanis. Dan , ini tentu menjadi sebuah kesadaran bagi kita semua umat Islam. Sebab, bila ditelusuri lebih jauh lagi perang Amerika terhadap teroris hanyalah pada arah pertarungan peradaban. Menurut sumberdata dalam buku ini, Islam saat ini menjadi salah satu agama yang paling berkembang paling pesat di Afrika, Asia, Eropa, dan Amerika. Jumlahnya mencapai 1,5 triliun. (hal, 21) Tentunya yang menjadi persoalan adalah bagaimana kedepan supaya agama khusunya Islam tidak dijadikan alat untuk melegetimasi kekuasaan.
Buku bertajuk, Masa Depan Islam: Antara Tantangan Kemajemukan dan Benturan Peradaban karya John L. Eposito menarik kita baca. Saat ni usaha membangun hubungan Barat dan Islam menjadi peting. Dikarenakan, ini juga menjadi persoalan politik dan keagamaan di abad kedua puluh. John. L. Eposito dalam buku ini juga mencoba berupaya menghapuskan streotip negatif dan memberi uraian yang mencerahkan tentang Islam.
Kompleksnya persoalan yang ada di internal Islam menjadi salah satu persoalan yang terlebih dahulu di selesaikan. Misalnya, konflik antar sekelompok ormas Islam. Bagaimana mungkin Islam dapat mampu mengembalikan kejayaan emas bila di internalnya sendiri masih terjadi gesekan-gesekan. Selain itu, penulis juga memperkenalkan para pembaharu Muslim dunia seperti Tariq Ramadhan, Mustafa Ceric, Amina Wadud, dan As Gym dll. Akankah, mereka sebagai pembaharu di masa depan mampu melakukan pembaharuan atas nama dan jiwa Islam? 
Pembaharuan Islam di masa depan sangat penting. Bagi saya, gagasan dan ide yang di tawarkan Eposito menarik untuk di kaji. Sebab, tanpa adanya usaha membangun kembali masa depan Islam yang lebih baik kedepan umat Islam akan semakin terburuk. Agama khusunya Islam tidak lagi bersentuhan dengan kebutuhan jiwa namun, digunakan sebagai alat legitimasi politik untuk menghalalkan segala cara. Oleh sebab itulah, kesadarann Umat Islam dalam hal ini menjadi penting. Kemudian, umat Islam juga harus berani untuk melakukan pembaruan. Mengingat, Negara-negara Islam dari Barat baik dari segi pendidikan, ekonomi, teknologi, juga ketinggalan jauh.

Sabtu, 06 Agustus 2011

Belajar Cerdas Berbasiskan Otak

Judul Buku: Belajar Cerdas: Belajar Berbasiskan Otak
Penulis:  Jalaludin Rakhmat
Penerbit: Kaifa
Cetakan: 1, September, 2010
Tebal:xx+ 288 halaman
Harga: Rp45.000


Sesungguhnya, didalam otak manusia, terdapat seratus miliar neuron atau sel saraf. Satu sel saraf saja rusak berdampak kesemua lini. Karena, otak kita yang mengatur seluruh fungsi tubuh. Seperti, mengendalikan prilaku, makan, tidur menghangatkan tubuh, dan menciptakan peradaban musik, seni, serta bahasa. Otak kita tidak bisa di cangkok seperti halnya ginjal dan jantung. Begitu sentral sekali otak kita. Sudahkah, kita belajar menggunakan metode berbasiskan otak? 
 
Umumnya, pembelajaran di lembaga-lembaga pendidikan dalam proses kegiatan belajar mengajar lebih banyak menekankan pada target pencapaian kurikulum ketimbang menciptakan siswa yang cerdas. Sehingga apa yang terjadi? Kualiatas peningkatan pencerdasan bagai pelajar rendah. Bahkan, ilmu yang di peroleh di bangku pendidikan pelajar kurang mencerap dengan baik.

Buku bertajuk “Belajar Cerdas Berbasiskan Otak” hendak memperkenalkan metode baru yakni belajar cerdas dengan mengfungsikan otak.  Apa sajakah yang diuraikan penulis dalam buku ini? Buku ini, terbagi dalam beberapa pembahasan. Pertama, cerdas tentang otak kita yang menakjubkan. Kedua, pentingnya memberikan makanan bergizi pada kepada otak dan kaitannya dengan gerakan otak. Ketiga, membahas otak kita yang suka dengan tantangan. 

Dalam kehidupan bermasyarakat, kita seringkali mendengarkan opini bahwa “kecerdasan seseorang tergantung pada keturunannya”. Bahkan, tidak sedikit guru berkata demikian kepada siswanya. Padahal perkataan seperti itu sangat-sangat tidaklah benar seratus persen. Sebab, terbukti banyak orang terlahir dari keturunan biasa-biasa saja mampu menjadi orang cerdas. Sebagaimana, merujuk pada penelitian Profesor Diamon. Yang telah meneliti masalah otak: “otak dapat berubah secara positif jika dihadapkan pada lingkungan yang di beri rangsangan”(hal-15)

Merangsang pikiran dengan hal-hal positif merupakan usaha mendorong seseorang pada perbuatan yang positif. Tak dapat kita bayangkan bagaimana kondisi otak kita jika di rangsang dengan hal-hal negatif. Seperti, pornografi. Sudah pasti pikiran kita akan berpikir macam-macam. Apa yang kita pikirkan dan khayalkan menjadi tidak karuan. 

Penulis buku ini, juga menawarkan kepada kita yakni lima prinsip akronim metik. Diantaranya, Modalitas belajar, peranan emosi, penggunaan pengaruh, tak sadar, pengenalan diri intelegnsi majemuk dan perubahan sekaligus otak kanan dan kiri. Kemudian, Jalaludin juga memberikan tips-tips untuk menjaga otak kita supay tetap sehat. 

Misalnya, dengan membiasakan meminum teh maupun es teh setiap hari merupakan cara termudah dan tercepat memasukan antioksidan kedalam tubuh dan otak. Makan ikan, daging unggas tanpa kulit, daging tak berlemak, dan buah-buahan adalah menu yang sehat bagi otak kita. (hal, 85)

 Saya rasa, apa yang di tawarkan Jalaludin dalam buku ini menarik bagi proses pembelajaran di lembaga pendidikan. Sehingga, nantinya pendidikan tidak hanya berorientasi pada persoalan mengejar target semata. Tetapi, juga benar-benar mencerdaskan anak-anak bangsa.paling tidak, membantu mencerdaskan otak kita karena kerusakan pada otak akibat pengabaian dan kejahilan diri sendiri. 

Buku yang di tulis oleh Jalaludin Rakhmat ini, menggugah pembaca suapaya memanfaatkan nikmat Tuhan yang berupa otak. Bagaimana, menjaga dan memfungsikannya. Dan, layaklah buku ini menjadi pegangan bagi para pendidik yang berjibaku di lembaga pendidikan. Merugi tentunya bila sampai melewatkan buku ini. Selamat membaca!