Rabu, 31 Oktober 2012

Potret Dialog Iblis dengan Para Nabi


Judul: Dialog Iblis dengan Para Nabi:99 Kisah Penyegar Iman
Penulis: Aep Saepulloh Darusmanwiati
Penerbit:Zaman
Tahun: 1,2012
Tebal: 331 halaman
Harga:Rp.36.000
                  
Hati itu cenderung cepat bosan, maka lipurlah ia dengan kisah-kisah hikmah. (Ibnu Mas’ ud)

Salah satu karakteristik dari ajaran Islam yang termaktub dalam kitab suci “Al Qur’an” yakni kisah-kisah masa lampau. Dari mulai kisah penciptaan bumi, langit, malaikat, Iblis, dan manusia termaktub dalam kitab suci. Bahkan, seperempat isi kitab suci “Al Qur’an” berisikan kisah-kisah. Dan, inilah yang menjadi mukjizat Allah. Sehingga, manusia dapat mengetahui dan belajar tentang persitiwa-peristiwa masa lalu yang termaktub dalam kitab suci.

Buku ini mencoba memotret “Dialog Iblis dengan Para Nabi”dalam kitab suci”Al Qur’an. Aep Saepulloh membuka rahasia tentang trick bagaimana Iblis merayu, membujuk, dan menuntun manusia kearah kesesatan. Wahab Ibn Munabbih, menuturkan, bahwa Muhamad Saw pernah di datangi oleh Iblis dan berbincang-bincang dengannya.  Menurut pengakuan Iblis, ada lima belas golongan pengikut Nabi yang menjadi musuhnya yakni; kamu, pemimpin yang adil orang yang tak sombong. Ilmuan yang rendah hati dll. 

Sedangkan yang menjadi teman dekat Iblis yakni, Penguasa jahat, orang kaya yang sombong, pedagang yang curang, orang yang suka memfitnah, orang yang bermain-main dengan shalat, dll.(hal,53-54) Di tengah krisis spiritual yang dialami manusia pada abad modern seperti sekarang ini telah banyak menimbulkan berbagai gejolak kehidupan. Seperti, rakus, tamak, egois, dan arogant. Bahkan, menjadikan manusia kini mudah kehilangan kepercayaan diri dalam beribadah dan menghadapi kehidupannya. Dai kondang Asal Ciamis ini, mengulas 99 tema kisah. 

 Misalnya, Dialog Iblis dengan Nabi Nuh, Musa, Yahya, Musa, Kunci Meraih cita-cita, Hati-hati dengan Uang, Koruptor, Buah Kesabaran, Dilog Muhammad Saw dengan Iblis, dll. Dengan merujuk langsung Al Qur’an, Hadis, dan kitab-kitab mutabarah. Sehingga, membantu Anda untuk belajar dan berhati-hati dalam menjalani kehidupan. Tentunya, menambah keimanan dan ketakwaan kita kepada Tuhan bukan?

Perubahan hidup yang semakin cepat acapkali membawa manusia bertindak dan berprilaku seenaknya sendiri. Misalnya, korupsi. Walaupun toh sudah ada aturan baik dari Tuhan langsung maupun manusia tetap saja diterobosnya. Akhirnya, manusia tidak mampu mengontrol diri yang berdampak pada kesengsaran orang banyak. Ironisnya, manusia dengan tampil sebagai perwujudan dari iblis tak pernah menyadari dan menerima kritikan.

Merebahnya malapraktik korupsi, anarkis, dan kejam di negeri ini membuat kita ikut prihatin melihatnya. Padahal, dalam kitab syarah Muslim disebutkan bahwa koruptor kelak akan menjadi orang yang sengsara.(hal,170) Pasalnya, ia akan datang membawa apa yang dia khianati itu diatas punggung dan lehernya dengan sangat berat sebagai hukumannya. Tak dapat kita bayangkan, jika para koruptor mengorupsi uang jalan, gedung, dan transportasi bagaimana ia kelak?

Iblis sebagai makhluk Tuhan yang ingkar, tidak mau mendapatkan hukuman sendirian. Ia pun sudah meminta izin Tuhan untuk menggoda manusia. Beragam cara para Iblis dalam menjalankan aksinya yakni menggoda manusia. Baik melalui Tahta, harta, isteri, suami, anak, dan kemewahan. Terpenting bagi Iblis yakni sukses mengarahkan manusia ke jalan yang sesat. Setelah sukses  iblis pun tertawa “Ha ha ha” kamu tertipu, dan aku terbebas dari apa yang kamu lakukan.(hlm 293)

Menurut anggapan saya, hanya dengan pertolongan Tuhan kita dapat menghindari dari segala macam bujukan dan rayuan Iblis. Sebab, sepandai apapun seseorang dalam hal ilmu agama masih mudah ditaklukan oleh Iblis. Jadi, tidak ada jaminan bagi mereka para ulama dan kiai yang dianggap paham agama selamat dari godaan Iblis. Dengan demikian, memohon pertolongan Tuhan dalam setiap saat patut dilakukan. Bukankah, Tuhan akan bermurah hati melindungi dan mengasihi manusia jika mau mendekatinya? 

Sebagai kelebihan dari buku ini, yakni kumpulan ceritanya yang akurat tidak sembarang bercerita. Kisah-kisah yang di angkat buku ini juga tertera rujukan yang jelas sumbernya. Sehingga Anda dapat menelusuri lebih lanjut. Penulis juga menambahkan tentang kisah soal moral, ibadah, dan ihkwal alam gaib. Tak pelak, buku ini patut untuk di baca khususnya para Dai, orangtua, dan anak-anak.)

Oleh Ahmad Faozan, penikmat buku, tinggal di Yogyakarta

Selasa, 30 Oktober 2012

"Mendamaikam Pikiran" Kunci Meraih Kebahagiaan


Judul: Happiness Inside
Penulis:  Gobind Vashdev
Penerbit:Naura Books                              
Tahun: 1, Juli  2012
Tebal: 2 halaman
Harga: Rp.45.000
ISBN: 978-602-9498-64-6

“Kehidupan sesungguhnya hanya pemberhentian sementara untuk meminum teh. Dengan meminum teh, kehidupan terasa menjadi sebuah keindahan yang dilakukan secara berlahan-lahan dengan penuh syukur”.(Filsuf orang Jawa)
 
Kehidupan adalah sebuah proses yang terus-menerus berjalan. Dalam sebuah proses sudah pasti banyak hal yang dirasakan oleh setiap manusia. Seperti, susah, senang, galau, dll.  Indahnya kehidupan bukan terlihat dari mata yang memandang, telinga yang mendengar atau lidah yang mengecap, tetapi terdapat pada arti yang kita letakan pada setiap momen kejadian hidup. Untuk itulah, memetik makna dalam setiap kejadian penting dilakukan. Sehingga, seseorang dapat merasakan kenikmatan hidup.

 Ironisnya, banyak orang rela mengorbankan kedamaian pikirannya untuk memperoleh kenikmatan hidup. Padahal segala kesenangan, kesedihan, kedamaian, dan kecemasan sangat dipengauhi oleh pikiran kita. Dengan berjuang mengumpulkan banyak materi untuk membekali kehidupan tidak menjamin kehidupan seseorang akan bahagia.  Sebenarnya, semua impian manusia berujung pada satu hal yang benar-benar dasar yang setiap orang inginkan, yaitu kedamaian pikiran.

Sesungguhnya, melalui kedamaian pikiran inilah apa yang di impikan oleh seseorang mudah diraih termasuk kebahagiaan hidup. Bukankah, hidup tidak pernah menuntut, sejatinya hanya kitalah yang menuntut diri kita untuk menjadi dan memperoleh sesuatu dari kehidupan iu sendiri?

 Gobind Vasdhev dalam buku berjudul Happiness Inside ini, mencoba membantu menjernihkan kehidupan yang sedang Anda jalani. Setidaknya, ada tiga bab utama pada buku ini yakni, Mencari Kebahagiaan, Menggali Kebahagiaan, dan Menemukan Kebahagiaan. Menurutnya, saat ini banyak orang yang menjalani kehidupan seperti sebuah perlombaan akbar. Dan barangsiapa yang mengumpulkan lebih banyak hal terutama dalam hal materi, itulah yang menjadi pemenangnya. Ironisnya, banyak diantara mereka yang gagal dalam memperleh materi maupun spiritual. Bukankah, hidup bukan semua perlombaan?

 Ditengah pesatnya kemajuan dunia tekhnologi dan informasi seperti saat ini, begitu banyak orang  yang menjalani kehidupan seperti layaknya robot. Perubahan hidup yang serba cepat menuntut seseorang menjadi budak kehidupan. Konon, siapa yang tak seperti itu akan tertindas dan tergilas oleh kehidupan itu sendiri. Penting sekiranya membuat kehidupan yang kita jalani menjadi nikmat dan penuh kedamaian lahir maupun bathin.  Walaupun, toh  kita sering mendengar, membaca, dan ikut dalam berbagai pelatihan nampak semuanya indah, tetapi hanya dapat di jalankan dalam tataran filosofis.

Kesemuanya itu, dari apa yang kita dapatkan dari buku ataupun seminar tidak hanya susah tetapi memang tidak mungkin diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Disini, diri kita bukan untuk mencari cari apa yang seharusnya dilakukan, namun melakukan pembenaran-pembenaran akan berbagai kelemahan yang dimiliki diri kita. Sedangkan dalam tataran praktis sehari-hari apalagi khususnya dalam kehidupan bermasyarakat  semua baru terasa susah untuk di aplikasikannya. Ingatlah, saat kemampuan kita kecil masalah akan terlihat sangat besar dan begitu kemampuan kita besar maka masalah-masalah besar dalam kehidupan menjadi pernak-pernik kecil yang membuat kehidupan tampak berkilau.(halaman 15)

Sebenarnya, bukan masalah yang mengubah seseorang, tetapi orang tersebut yang mengubah dirinya sendiri dengan mengambil pelajaan dari setaip permasalahan. Jika sulit bagi seseorang untuk berpikir positif itu tidak lain karena pohon”positif” dalam pikiran seseorang jarang diberi makan, ketika perasaan iri dengki lebih dominan dalam diri, itu bukan karena masalah di luar atau orang lain yang menyebabkannya. Nah, disinilah peran seseorang untuk memupuk kesuburan pohon”positif” dalam diri.(halaman 9)

 Buku ini semakin menarik dibaca. Pasalnya, penulis mampu mereduksi kehidupan yang keras menjadi sedemikian halus lewat tulisan.  Dan secara khusus, buku ini juga memiliki kelebihan yang lebih jika dibandingkan dengan buku-buku lainnya, yakni buku ini terbuat langsung dari kertas pohon. Sebagai perwujudan tanda terimakasih penulis kepada alam yang sangat baik. Temukan dan dapatkan kunci kebahagian Anda lewat buku ini. Selamat membaca!

 Oleh Ahmad Faozan, penikmat buku, tinggal di Yogyakarta.

Rabu, 17 Oktober 2012

Menuju Kesatuan Sistem Kalender Islam

Dilansir dari Media. Kompas.com
 Rabu, 17 Oktober 2012

Judul: Kalender Islam Ke Arah Intregrasi Muhamadiyah dan NU
Penulis: Suskinan Azhari
Penerbit: Museum Astronomi
Tahun: 2012
Tebal: 336 halaman
Harga: Rp 50.000


Indonesia sebagai negara Muslim terbesar di dunia menjadi cerminan bagi semua negara Islam. Baik dalam membangun peradaban Islam maupun mengelola segala macam perbedaan. Hal itu mengingat, di internal umat Islam Indonesia terdapat puluhan ormas Islam dengan tampilan wajah yang berbeda-beda. Keberadaan ormas-ormas Islam seperti NU dan Muhammadiyah, baik diakui maupun tidak, memiliki andil besar dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia dari belenggu penjajah.

Kendati demikian, mengelola perbedaan antar-ormas tidak selamanya berjalan mulus. Pemerintah acap kali keteteran dalam merawatnya. Misalnya, saat penentuan awal bulan kamariah “awal Ramadhan dan Syawal” yang acap kali diwarnai hiruk pikuk. Dari mulai tingkat RT hingga nasional. Ironisnya, perbedaan tersebut menjadi tradisi yang terus-menerus dipertahankan. Tentunya, negara berhak campur tangan dalam masalah ini. Untuk itulah, menciptakan kesatuan kalender Islam bermazhabkan negara sangat dibutuhkan bangsa ini.

Buku ini secara spesifik mencoba untuk menggugah kesadaran bersama dalam menciptakan kesatuan antar-ormas dalam menentukan awal bulan Ramadhan dan Hari Raya. Penulis buku ini, Suskinan Azhari, memberikan ide dan gagasan cemerlang untuk pemerintah sebagai ulil amri di negeri ini. Beliau mengajak untuk bersama-sama membangun dan memformulasikan kalender Islam secara baku, yang kelak akan diikuti semua umat Islam Indonesia tanpa membeda-bedakan latar belakang ormas yang diikuti.

Salah satu faktor yang menjadi sumber perbedaan antara NU, Muhammadiyah, dan Pemerintah, yakni perbedaan metodologis. Misalnya, NU dengan metode hisab rukyat, sedangkan Muhammadiyah rukyatul hilal. Sementara itu, pemerintah menggunakan kedua metode tersebut dalam menetapkan awal buluan dan hari raya. Walupun demikian, pemerintah acap kali merasa berjalan sendiri. Pasalnya, umat Islam Indonesia lebih taat dan tunduk pada hasil kebijakan para pemimpin ormas keagamaan.

Menurut pakar Astronomi UIN Sunan Kalijaga ini, setidaknya ada tiga persoalan utama yang mencoba dibeberkan dalam buku ini yaitu, pertama, mengungkap pemikiran tentang metode hisab dan rukyat untuk mencarikan titik temunya. Kedua, mengembangkan metode hisab dan rukyat ke arah intregrasi. Kajian yang mendalam dengan menekankan faktor sosial politik diharapkan dapat merangsang perbincangan yang positif mengenai penetapan awal puasa dan Hari Raya ke depan.

Upaya mewujudkan mazhab negara melalui intregrasi antara metode yang dipakai ormas NU dan Muhammadiyah ini untuk menciptakan kalender Islam Indonesia yang baku patut untuk dilakukan semua elemen bangsa ini. Konon, selama tahun 2000-2012, pada penetapan Idul Fitri, 7 kelompok serempak dan 5 berbeda. Walaupun pemerintah melalui Kementerian Agama Republik Indonesia telah menggabungkan dua metode hisab dan rukyat tersebut, tetap saja tiap-tiap ormas Islam memiliki suatu kebijakan dalam menentukan sistem penanggalannya sendiri. Tak pelak, perbedaan puasa dan Hari Raya tak bisa dihindarkan. Sampai kapankah hal ini akan terus berkelanjutan?

Tidak mengherankan, banyak desakan dari masyarakat untuk menyatukan metode hisab dan rukyat untuk menghilangkan perbedaan yang mencuat. Metode hisab dan rukyat sudah pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Hisab memiliki kelebihan untuk menentukan posisi bulan tanpa terhadang oleh mendung, kabut, dan sebagainya. Adapun rukyat merupakan metode ilmiah yang akurat, mengingat para ahli falak pada zaman keemasan Islam secara cermat dan serius melakukan pengamatan (hlm 106).

Sebenarnya, wacana rumusan penggabungan kedua metode tersebut pernah dimusyawarahkan pada tahun 1997 M/1397, tetapi masih telantar hingga sekarang ini. Dengan demikian, menatap masa depan yang lebih indah patut digulirkan kembali, mengingat metode keilmuan hisab dan rukyat sebenarnya memiliki satu kesatuan. Kombinasi dan intregrasi antara nalar literal indrawi dan nalar rasional ilmiah—menjadi nalar integrasi ilmiah—diharapkan menjadi solusi alternatif untuk menciptakan formulasi kalender hijriah ala Indonesia.

Meminjam istilah Ahmad Izzudin, menghisabkan NU dan merukyatkan Muhammadiyah merupakan jalan menuju titik temu. Perbedaan sudut pandang tidak hanya pada faktor akademik ilmiah semata, tetapi juga dari faktor persoalan ideologis menciptakan kesatuan kalender Islam bermazhabkan negara. Memang, sangat susah untuk menciptakan menyatukan konsep kalender penanggalan Islam karena NU dan Muhammadiyah pernah terjadi ketegangan politik. Wajar, jika hingga kini keduanya susah untuk disatukan, khususnya dalam penentuan bulan puasa dan Hari Raya. Campur tangan pemerintah amat dinantikan.

Kehadiran buku ini menyiratkan sebuah pesan kepada pemerintah untuk turun campur guna mencarikan solusi memecahkan masalah perbedan metode penentuan awal bulan dan Hari Raya. Dengan berpedoman pada mazhab negara, beribadah puasa dan merayakan Hari Raya secara bersama di negeri ini kelak tercapai. Memang, harus diakui, itu sangat susah. Kendati demikian, perjuangan menciptakan mazhab negara penting untuk diperjuangkan. Bukankah kita semua sudah bosan mendengarkan perdebatan permasalahan ini?

Mengembangkan Cerita Untuk Menjalankan Bisnis


Dilansir dari Koran Jakarta
Kamis, 18 Oktober 2012

Judul : Tell To Win: Persuasi Dahsyat Kekuatan Cerita
Penulis : Peter Guber
Penerbit : Esensi Jakarta
Tahun : 2012
Tebal : 256 halaman
Harga : Rp59.250



Terjun ke dunia bisnis tidak cukup hanya bermodalkan sebuah visi atau bakat. Seseorang harus mampu membuat orang lain memandang dunia melalui matanya untuk memahami mimpinya. Bercerita menjadi salah satu alat untuk menghadirkan kekuatan yang superdahsyat dalam diri seseorang untuk meraih kesuksesan dalam berbisnis. Nah, inilah yang acap kali diabaikan para pebisnis.

Bercerita di dunia bisnis tidak harus dramatis. Pengisahan cerita bisnis terbaik ketika mampu melahirkan konfl ik antara ketakutan dan keinginan dalam diri seseorang. Keinginan sebagai kebutuhan inti dari manusia yang dalam bisnis dapat diterjemahkan sebagai mendapat pekerjaan, memotivasi karyawan, menangani rekening, membuat atasan terkesan, dan melindungi suatu merek.

Semakin seseorang menginginkan sesuatu, bertambah besar pula ketakutan tak mampu mewujudkan. Dengan ketegangan emosional seperti itu, pendengar akan terpikat dan membuat mereka merasa mendapat yang dicari. Bahkan, menurut sejarah, cerita selalu menjadi pemicu aksi, yang mampu menggerakkan orang berbuat sesuatu. Cerita merupakan suatu kekuatan sangat besar dan abadi yang telah membentuk budaya dan agama pada keseluruan peradaban manusia. Kisah-kisah inspiratif mampu membangkitkan semangat manusia.

Buku Tell To Winn karya Peter Guber ini mencoba memberi amunisi mereka yang sedang maupun akan terjun ke dunia bisnis. Menurut dia, cerita dapat mengubah keadaan secara fantastis dan menjadi cara untuk meraih kesuksesan berbisnis.

Kemampuan bercerita merupakan keahlian penting yang sudah tersedia dalam diri seseorang. Bagi pebisnis seperti Peter Guber, "Cerita bukanlah daftar kartu, power point, bagan, ceramah, regulasi, manifesto, kalkukalasi, rancangan, dan fakta mentah" (halaman 5).

Setidaknya, ada sembilan bab cerita dalam buku ini, di antaranya "Ini Punya Cerita", "Anda Sudah Mengerti", "Cerita Yang Menjalankan Cerita Anda", "Seni Bercita", "Ceritakan", dan "Cerita Abadi". Sebagimana kisah Canfi eld yang telah sukses membangun karier sebagai pembicara top, penuturan cerita- ceritanya menginspirasi, penuh motivasi, menyemangati, berkarakter. "Cerita dapat mengubah hidup"(halaman 187).

Di tengah kondisi kehidupan seperti sekarang, banyak orang bertindak seolah-olah seperti komputer, yakni gun ho (cara instan mendapat segalanya). Cerita memiliki karakter berbeda. Tradisi bercerita diciptakan jauh sebelum ada teknologi untuk mencatat ide-ide. Jika sejarah adalah pemandu yang dapat dipercaya, teknologi secanggih apa pun tidak akan bisa menggantikan "cerita" yang menyentuh hati (halaman 249). Sudah saatnya masyarakat bersikap cerdik untuk membangkitkan kekuatan dalam diri.

Sesungguhnya banyak sekali ajakan yang dapat disampaikan lewat cerita. Misalnya, seorang salesman mengupayakan konsumen tertarik produk yang dipasarkan. Dia cukup menggugah dan menggerakkan hati serta pikiran konsumen agar tergerak untuk bertindak. Isi cerita mudah didapat, baik melalui pengalaman hidup sendiri maupun orang lain. "Cerita terbaik hanya berasal dari hati, bukan dari pikiran" (halaman 25).

Buku setebal 251 halaman ini membantu mempromosikan mimpimimpi kepada orang lain. Dunia bisnis membutuhkan hiburan sebab orang-orang yang berada di dalam maupun di luar bisnis akan lebih memperhatikan, menyerap lebih banyak informasi, merasa lebih menyatu, dan memahami pemikiran sang pebisnis.

Diresensi Ahmad Faozan, Direktur Pencerahan Institut, Yogyakarta.

Jumat, 12 Oktober 2012

Menemukan Sejarah Peradaban Nusantara


Dimuat Okezone.com 
Jum'at, 12 Oktober 2012 
 
Judul Buku: Peradaban Atlantis Nusantara: Berbagai Penemuan Spektakuler yang Makin Menyakinkan Keberadaannya
Penulis: Ahmad Y Samantho et. all
Penerbit: Ufuk
Tahun: 1, Juli 2011
Tebal: 498  halaman
Harga: Rp60.000


Buku  ini, mecoba menyingkap hikmah di balik dilema antara mitos dan realitas mengenai Peradaban Atlantis Nusantara. Konon, Peradaban Atlantis Nusantara merupakan induk peradaban dunia. Ahmad dan Oman mengupas secara kritis berbagai kelemahan kegalatan, kerancuan serta kegagalan dominasi paradigma sains (ilmu pengetahuan) Barat Modern yang bermata sebelah dalam memandang maupun mengungkap realitas dalam sejarah induk peradaban umat manusia.

Hasil penelitian mutakhir Santos dan Openiemer terhadap bukti-bukti ilmiah tentang sejarah besar Nusantara kuno. Sontak saja membuat gempar dunia penelitian. Terlebih bagi kita sebagai penduduk asli bangsa Indonesia. Kedua peneliti terkemuka tersebut menyatakan, bahwa Indonesia dahulunya adalah bapak dan ibu umat manusia sedunia serta habitat tempat persemaian peradaban, budaya dan ilmu pengetahuan awal umat manusia.

Masih tertutupnya cerita sejarah era Peradaban Nusantara membuat sebagian orang mempermasalahkannya. Termasuk, kita semua. Mengingat, sejarah bangsa ini hanya bisa dilihat pada masa pra kemerdekaan, orde lama, orde baru, dan orde reformasi. Sedangkan, sebelum bangsa ini berstatus Indonesia, yakni pada masa peradaban nusantara hanya sedikit yang terungkap. Entah karena ada kebohongan sejarah yang sengaja ditutup-tutupi atau karena faktor ketidaktahuan kita terhadap sejarah bangsanya membuat kita hanya mampu sedikit mengungkapnya.

Bukankah, sewaktu bangsa ini masih dijuluki dengan Nusantara sudah mampu menjadi bangsa yang besar dan disegani oleh bangsa-bangsa lain seperti China? Para nenek moyangnya yang lihai dalam berlayar memiliki andil bagi perdagangan Internasional. Menurut Dicki (2008), pada awal tahun Masehi pelaut Nusantara telah menaklukan samudra Hindia dan berlayar sampai Afrika jauh sebelum bangsa Eropa, Arab, dan China memulai penjelajahan bahari. Jadi, sekira abad 5 dan 7 M, kapal-kapal Nusantara banyak mendominasi pelayaran dagang di Asia. Bahkan, perdagangan bangsa China banyak bergantung pada jasa para pelaut Nusantara.

Namun, kini bangsa ini tampil menjadi bangsa yang semakin kerdil di hadapan bangsa-bangsa lain. Dan, masih bergantung terhadap bangsa-bangsa besar di dunia. Seperti, Amerika, China, dll. Suburnya alam dan mengandung banyak kekayaan alam justeru dinikmati oleh para koruptor dan negara-negara lain. Terlebih, di era globalisasi seperti sekarang ini, bangsa ini sedang dihadapkan dengan krisis multidimiensosial. Karena di sebabkan ketidakmampuan kita dalam menangkap subtansi suatu persoalan secara mendasar dan menyeluruh.

Akhirnya, martabat dan harkat sebagai bangsa besar, kekuatan karakter dari pemimpin serta rakyatnya mengalami degradasi habis-habisan dengan kultur elite dan pemimpin yang kian peduli hanya pada kepentingan diri sendiri. Tentunya sudah sangat menghawatirkan bukan? (hal, 192) Penting sekiranya, kita belajar pada sejarah kejayaan bangsanya sendiri.

Kehadiran buku ini, mengajak kepada para pembaca untuk mencoba mengenal dan memahami peradaban masa lalu. Dengan menziarahi sejarah bangsanya akan menjadi salah satu kunci keberhasilan kita dalam membangun karakter untuk menghadapi tantangan zaman. Sebagaimana dikatakan Radhar Pancana, dalam pengantar buku ini. Bahwa negeri ini memiliki kejayaan sejak dulu sebenarnya. Hal itu bukanlah, karena hasil imajinasi maupun ilusi tetapi dapat dibuktikan denga bukti-bukti ilmiah.

Peresensi: Ahmad Faozan