Judul: Dialog Iblis dengan Para Nabi:99 Kisah Penyegar Iman
Penulis: Aep Saepulloh Darusmanwiati
Penerbit:Zaman
Tahun: 1,2012
Tebal: 331 halaman
Harga:Rp.36.000
Hati itu cenderung cepat bosan, maka lipurlah ia dengan
kisah-kisah hikmah. (Ibnu Mas’ ud)
Salah satu karakteristik dari ajaran Islam yang termaktub
dalam kitab suci “Al Qur’an” yakni kisah-kisah masa lampau. Dari mulai kisah
penciptaan bumi, langit, malaikat, Iblis, dan manusia termaktub dalam kitab
suci. Bahkan, seperempat isi kitab suci “Al Qur’an” berisikan kisah-kisah. Dan,
inilah yang menjadi mukjizat Allah. Sehingga, manusia dapat mengetahui dan
belajar tentang persitiwa-peristiwa masa lalu yang termaktub dalam kitab suci.
Buku ini mencoba memotret “Dialog Iblis dengan Para Nabi”dalam
kitab suci”Al Qur’an”. Aep Saepulloh membuka rahasia tentang trick
bagaimana Iblis merayu, membujuk, dan menuntun manusia kearah kesesatan. Wahab
Ibn Munabbih, menuturkan, bahwa Muhamad Saw pernah di datangi oleh Iblis dan
berbincang-bincang dengannya. Menurut pengakuan Iblis, ada lima belas golongan pengikut
Nabi yang menjadi musuhnya yakni; kamu, pemimpin yang adil orang yang tak
sombong. Ilmuan yang rendah hati dll.
Sedangkan yang menjadi teman dekat Iblis
yakni, Penguasa jahat, orang kaya yang sombong, pedagang yang curang, orang
yang suka memfitnah, orang yang bermain-main dengan shalat, dll.(hal,53-54) Di tengah krisis spiritual yang dialami manusia pada abad modern
seperti sekarang ini telah banyak menimbulkan berbagai gejolak kehidupan. Seperti, rakus, tamak, egois, dan arogant. Bahkan, menjadikan
manusia kini mudah kehilangan kepercayaan diri dalam beribadah dan menghadapi
kehidupannya. Dai kondang Asal Ciamis ini, mengulas 99 tema kisah.
Misalnya, Dialog Iblis
dengan Nabi Nuh, Musa, Yahya, Musa, Kunci Meraih cita-cita, Hati-hati dengan
Uang, Koruptor, Buah Kesabaran, Dilog Muhammad Saw dengan Iblis, dll. Dengan
merujuk langsung Al Qur’an, Hadis, dan kitab-kitab mutabarah. Sehingga,
membantu Anda untuk belajar dan berhati-hati dalam menjalani kehidupan.
Tentunya, menambah keimanan dan ketakwaan kita kepada Tuhan bukan?
Perubahan hidup yang semakin cepat acapkali membawa manusia
bertindak dan berprilaku seenaknya sendiri. Misalnya, korupsi. Walaupun toh sudah
ada aturan baik dari Tuhan langsung maupun manusia tetap saja diterobosnya.
Akhirnya, manusia tidak mampu mengontrol diri yang berdampak pada kesengsaran
orang banyak. Ironisnya, manusia dengan tampil sebagai perwujudan dari iblis
tak pernah menyadari dan menerima kritikan.
Merebahnya malapraktik korupsi, anarkis, dan kejam di negeri
ini membuat kita ikut prihatin melihatnya. Padahal, dalam kitab syarah Muslim
disebutkan bahwa koruptor kelak akan menjadi orang yang sengsara.(hal,170) Pasalnya,
ia akan datang membawa apa yang dia khianati itu diatas punggung dan lehernya
dengan sangat berat sebagai hukumannya. Tak dapat kita bayangkan, jika para
koruptor mengorupsi uang jalan, gedung, dan transportasi bagaimana ia kelak?
Iblis sebagai makhluk Tuhan yang ingkar, tidak mau
mendapatkan hukuman sendirian. Ia pun sudah meminta izin Tuhan untuk menggoda
manusia. Beragam cara para Iblis dalam menjalankan aksinya yakni menggoda
manusia. Baik melalui Tahta, harta, isteri, suami, anak, dan kemewahan. Terpenting
bagi Iblis yakni sukses mengarahkan manusia ke jalan yang sesat. Setelah
sukses iblis pun tertawa “Ha ha ha”
kamu tertipu, dan aku terbebas dari apa yang kamu lakukan.(hlm 293)
Menurut anggapan saya, hanya dengan pertolongan Tuhan kita
dapat menghindari dari segala macam bujukan dan rayuan Iblis. Sebab, sepandai
apapun seseorang dalam hal ilmu agama masih mudah ditaklukan oleh Iblis. Jadi,
tidak ada jaminan bagi mereka para ulama dan kiai yang dianggap paham agama
selamat dari godaan Iblis. Dengan demikian, memohon pertolongan Tuhan dalam
setiap saat patut dilakukan. Bukankah, Tuhan akan bermurah hati melindungi dan
mengasihi manusia jika mau mendekatinya?
Sebagai
kelebihan dari buku ini, yakni kumpulan ceritanya yang akurat tidak sembarang
bercerita. Kisah-kisah yang di angkat buku ini juga tertera rujukan yang jelas
sumbernya. Sehingga Anda dapat menelusuri lebih lanjut. Penulis juga
menambahkan tentang kisah soal moral, ibadah, dan ihkwal alam gaib. Tak pelak, buku
ini patut untuk di baca khususnya para Dai, orangtua, dan anak-anak.)
Oleh Ahmad Faozan, penikmat buku, tinggal di Yogyakarta