Sabtu, 24 Maret 2012

Menguliti Gurita Korupsi

Dimuat Bisnis Indonesia
minggu 18 Maret 2012

Judul Buku:Perang-perangan Melawan Korupsi
Penulis: Bambang Soesatyo
Penerbit: Ufuk
Tahun: 1, November 2011
Tebal: 339 halaman
Harga:65.000
 Penyakit korupsi di Indonesia sudah menjalar kemana-mana. Ironisnya, aparat penegak hukum tak mampu membendungnya. Sehingga, membuat berbagai persoalan hukum melimpah ruah. Penyakit yang menyerang para pejabat negara itu sulit di basmi karena sistemik. Wajar, jika aktor intelektualnya sulit tertangkap. Walaupun toh, berbagai gerakan antikorupsi yang di pimpin Presiden sendiri sudah berjalan selama 7 tahun menjabat, hingga kini belum mampu membuat ciut para koruptor.

Justeru pemerintah yang di komandani Presiden banyak mengalami kendala dalam memberantas korupsi. Lebih parahnya lagi, orang-orang didikan Presiden maupun pejabat di bawahnya banyak tersandung korupsi. Sehingga, membuat persoalan penegakan hukum semakin kompleks. Misalnya yang sedang terhangat, kasus Wisma Atlet dan suap di Kementrans. Tentunya, membuat kita semakin merinding saja. Sampai kapankah penyakit korupsi di negeri ini dapat di berantas?

Menurut penulis buku ini” Bambang Soesatyo”, supermasi hukum yang selama ini di gembor-gemborkan hanyalah pepesan kosong. Janji orang nomor satu di negeri ini pun sewaktu kampanye untuk menumpas koruptor hingga kini tak bisa di pegang. Sebaliknya, justeru bermain-main dengan pedang-pedangan dalam berperang melawan koruptor. Ironisnya, para kader-kadernya juga banyak tersandung kasus korupsi. Dari catatan BPK, selama tujuh tahun pemerintahan SBY tidak kurang dari Rp 103 triliun dana pembangunan dirampok.(hal, xiii)

Dalam buku ini, ada 12 bab yang di beberkan Bambang terkait masalah korupsi. Yakni, Kanker Korupsi di Indonesia, Terlibatnya Orang-orang Presiden, Remisi untuk sang Besan, Tragedi Bernama BLBI, Mega Skandal Bank Century, Kesaktian Mafia Pajak, dll. Dari sekian banyaknya kasus yang mencuat kepermukaan publik, rakyat hanya bisa menontonnya saja. Jika memang penegakan hukum di lakukan dengan serius semestinya Presiden menjadi orang terdepan dalam memberantas koruptor.

Dari sekian banyaknya kasus yang mencuat kepermukaan publik, rakyat hanya bisa menontonnya saja. Jika penegakan hukum dilakukan dengan serius semestinya Presiden menjadi orang terdepan dalam memberantas koruptor. Bukankah, korupsi sudah merajalela? Jika dahulu korupsi berpilar pada penguasa korup dan pengusaha hitam. Kini, korupsi mengharuskan adanya perselingkuhan abadi antara dua unsur tersebut. Bahkan, mereka”koruptor’ selalu tampil kreatif dan inovatif.

Menurut salah satu ketua KPK Busro Moqodas, pilar baru para koruptor sekarang ini yakni, calo kasus dan calo politik, cukong dana, cukong politik, aktor politik pusat maupun daerah serta berbagai jaringan lainnya.(hal, 324) Cara paling ampuh untuk mencegah generasi koruptor adalah melalui pendidikan di lingkungan sekolah dan keluarga.

Mengingat, aparat penegak hukum sudah tidak mampu menghentikan aktor-aktor baru koruptor yang bermunculan di mana-mana. Sebagaimana di katakan Syafii Maarif dalam pengantar buku ini, koruptor semakin lihai, licik, dan kumuh. Bahkan, aparat penegak hukum juga hampir tiarap menghadapi mereka.

Peresensi Ahmad Faozan, Ketua Himasakti Tebuireng, Yogyakarta

Otak Penentu Kebahagiaan

Di muat di Bisnis Indonesia
12-02-2012

Judul Buku:Change Your Brain Change Your Life: Mengoptimalkan Fungsi Otak Untuk Hidup yang Lebih Baik dan Lebih Sehat
Penulis: Daniel G. Amen, MD
Penerbit: Qanita
Tahun: 1, Agustus 2011 Tebal: 356 halaman
Harga: Rp 63.750


Otak merupakan salah satu organ manusia yang paling vital. Selain tidak bisa di cangkok, juga sangat berpengaruh bagi setiap tindakan maupun perbuatan manusia. Pasalnya, otak yang menerima dan mencerap informasi dari segala apa yang ditangkap panca indera. Sel-sel otak tidak tetap seperti ketika seseorang baru terlahir, namun tumbuh berkembang secara terus-menerus dari waktu kewaktu

Penelitian terhadap otak manusia mutaakhir ini, memberikan penemuan baru yakni penentu kebahagiaan manusia. Kondisi psikologis manusia seperti berbahagia, bersedih, cemas, depresi, dan sulit mengontrol diri dapat di indikasikan karena ketidakberesan dalam otak. Otak dapat berubah secara positif jika dihadapkan pada lingkungan yang diberi rangsangan. Kendati demikian, otak juga dapat menjadi negatif bila tidak diberi rangsangan. Sudahkah, kita menjaga otak kita dari polusi otak?

Buku bertajuk Change Your Brain Change Your Life: Mengoptimalkan Fungsi Otak Untuk Hidup yang Lebih Baik dan Lebih Sehat ini, mencoba mengulas keterkaitan otak dengan perilaku manusia. Dengan memanfaatkan teknik kedokteran nuklir atau yang di sebut SPECT (Singgle Photom Eision Computed Termography”), Daniel mampu memberikan resep jitu kepada kita untuk mengoptimalkan fungsi perilaku, kognitif, pengobatan, dan nutrisi pada otak.

 Daniel telah meneliti sekitar 60.000 pasien selama sepuluh tahun terakhir. Ada lima sistem otak manusia yang diperkenalkannya. Pertama, sistem limbik dalam terletak di pusat otak, penghubung dan pusat pengendalian suasana hati. Kedua, Ganglia basal yaitu struktur besar di tengah otak untuk mengendalikan siaga tubuh. Seperti, kecemasan, kepanikan, ketakutan, dan menghindari masalah.

 Ketiga, Korteks prefrontal, sebagai pengawas yang membantu diri kita memusatkan perhatian, membuat rencana, dan mengendalikan dorongan hati. Keempat, singulat terletak melintang di tengah lobus frontal, yang berfungsi untuk memindahkan perhatian dari satu pikiran ke pikiran lain. Kelima, lobus tompural terletak di balik kening dan dibelakang mata. Yang terlibat dalam ingatan, pemahaman bahasa, pengenalan wajah, dan pengendalian amarah

Sebagaimana kisah dalam buku ini. Sally adalah perempuan berusia 40 tahun dan memiliki IQ, 140. Awalnya, Sally merupakan pasien rumah sakit di Amerika yang tidak tertangani karena mengalami gangguan berat “depresi”. Kerap melakukan pencobaan bunuh diri. Bahkan, oleh dokter dijustifikasi sebagai penyandang ADD dewasa(seperti, rentang perhatian, sulit berkonsntrasi, tidak teratur, dan gelisah).

Saat istirahat aktifitas otak Sally bagus, namun tatkala untuk mengerjakan sesuatu yang menantang, misalnya mengerjakan soal matematika, aktifitas otaknya kemudian mengalami penurunan drastis. Lantas, Sally di berikan dosis rendah Ritalin(Metilfenindat) dan hasilnyapun membaik. Akhirnya, Sally dapat hidup normal dan dapat memusatkan perhatian lebih lama. Dengan demikian, “Kondisi fisik otak berdampak besar terhadap pola pikir, perasaan, dan perilaku.”(hal,48)

Menurutnya, ada beberapa manfaat penggunaan Metode SPECT. Diantaranya, membantu mengatasi rasa cemas dan panik dengan tekhnik bernapas sederhana, memberantas depresi dengan tekhnik meredakan pikiran negatif seketika, mengekang amarah dengan diet dan nutrisi, menaklukan implusif untuk lebuh fokus dengan tekhnik, menghilangkan obsesi yang menghawatirkan dan mengendalikan laju siaga tubuh seperti cemas, panik, dan takut.

Selain memberikan manfaat dari hasil penelitian ini, penulis juga memberikan tips-tips supaya jangan melakukan tindakan yang membahayakan otak. Seperti, jangan meminum alkohol, menyangkal permasalahan, membiarkan pikiran berputar-putar terus dalam benak Anda.(hal, 323) Dengan demikian, menjaga dan merawat otak merupakan suatu hal terpenting yang harus dilakukan kita.

 Buku setebal 356 halaman  ini, terdiri dari beberapa sub bab pembahasan. Bab, 3,5,7,9, dan 11 membahas mengenai lima sistem otak yang berbeda. Pada setiap babnya juga diawali dengan penjelasan mengenai fungsi dan lokasi bagian otak. Kemudian, pada bab,4,6,8,10, dan 12 menjelaskan tentang soal penyembuhan serta resep optimisasi spesifik. Akhir kata, buku ini sangat berharga bagi kita. Berbekal buku ini, setidaknya segala macam marabahaya yang mengancam otak dapat kita minimalisir.  Selamat membaca!

Peresensi Ahmad Faozan, Ketua Himasakti Tebuireng Yogyakarta