Kamis, 12 Januari 2012

Mengembangkan Teknologi Canggih



Judul Buku:Jejak Pemikiran B.J Habibie: Peradaban Tekhnologi untuk Kemandirian Bangsa
Editor: Andi Makmur Makka
 Penerbit: Mizan
Tahun: 1,November 2010
Tebal: 350 halaman
Harga: Rp 49.000


Mencuat prestasi karya anak bangsa dengan peluncuran mobil Esemka membuat wacana membangun industri nasional semakin deras. Dukungan dari berbagai pihak kini bermunculan. Era kemajuan tekhnologi menuntut bangsa ini ikut bersaing. Pasalnya tekhnologi merupakan strategi menciptakan kemandirian, kekuatan, dan membuka lapangan pekerjaan. Walaupun, memang menciptakan tekhnologi memangkas uang negara yang tidak sedikit. Tetapi yang jelas dapat membuka gerbang kemajuan bangsa Indonesia.

Dalam berupaya membangun kemandiran bangsa, tekhnologi merupakan pilar penting yang tak bisa terbantahkan lagi. Seharusnya, Indonesia sebagai negara yang kaya akan sumberdaya bahan baku mampu menciptakan semuanya. Itulah catatan yang seharusnya terbesit oleh para pemimpin dan pejabat di negeri ini. Sehingga, bangsa kita” Indonesia” tidak menjadi bangsa yang kerdil di hadapan bangsa lain. Mengingat, kini dari segi peralatan militer Indonesia sudah tertinggal jauh. Akhirnya, untuk menjaga wilayah maritim saja, kita sering kecolongan.

Buku bertajuk, Jejak Pemikiran B.J Habibie: Peradaban Tekhnologi untuk Kemandirian Bangsa ini penting di baca. Di era kemajuan tekhnologi, gagasan dan ide pemikiran tekhnologi Habibie patut untuk di pikirkan kembali. Pasalnya, tanpa kemajuan tekhnologi sudah pasti bangsa ini sampai kapan pun akan selalu menjadi bangsa terbelekang. Maka dari itulah, sikap sadar dalam hal ini menjadi penting.

Ada beberapa pemikiran dan gagasan B. J. Habibie yang terangkum dalam buku ini. Misalnya, Iptek, Dimensi Baru Pembangunan Bangsa, Iptek Pengembangsan SDM Nilai Tambah, Sinergi Tekhnologi, Ekonoi Dan Budaya, dan Cetak Biru Iptek Progresif. Semua pemikiran progresifnya di curahkan untuk menjadi motifas bagi kemajuan bangsanya. Namun, nahas semua itu seolah tidak terdengar oleh pemerintah.

Mahalnya pengeluaran biaya untuk alokasi tekhnologi seperti membuat pesawat terbang masih menjadi kendala utama bagi pemerintah. Persoalan biaya pengeluaran menjadi hantu bagi pemerintah. Seharusnya, pembangunan yang di target bangsa ini, bukan hanya untuk mengutamakan pertumbuhan ekonomi semata tetapi juga pemeratannya. Padahal, lewat tekhnologi  nantinya pemerintah juga akan mampu memberikan lapangan pekerjaan yang cukup dan menciptakan negara ini tangguh. Serta di segani oleh bangsa-bangsa lain.

Memang, transformasi industri di negara-negara berkembang seperti Indonesia mahal namun bagi negara lain juga mahal. Nah, bagaimana mengatasi biaya yang cukup tinggi tersebut? Perlu diketahui bahwa, umumnya negara-negara industri mengambil sumber daya alam dari kawasan dunia. Yang biaya eksploitasinya tidak di tanggung oleh negara maju tetapi juga oleh umat manusia secara keseluruhan(hal,55)

Menurut Habibi, ada segi tiga mitra  yang di butuhkan dalam hal memajukan tekhnologi. Pertama, dunia usaha, pemerintah, dan perguruan tinggi untuk mempercepat difusi kemajuan tekhnologi serta kemampuan berinofasi.  Hiruk pikuknya persoalan pembangunan bangsa yang di jalankan saat ini, penting sekiranya untuk merenungkan dan menyadari kembali dasar-dasar falsafah dan setiap hal yang ingin di bangun dan dikembangkan. Sehingga, tidak mudah terhenti di tengah jalan.

Gagasan membangun kemandirian bangsa dengan tekhnologi ala Habibi ini, patut di renungkan kembali. Terlebih, kini bangsa ini sudah di hadapkan dengan ledakan penduduk yang cukup dahsyat. Dan banyak masalah deportasi TKI dari luar negeri. Lantas, bagaimanakah memberikan lapangan pekerjaan kepada mereka? Sehingga, membangun kemandirian bangsa cepat atau lambat di butuhkan bangsa Indonesia.

Menurut saya, sekumpulan ide dan gagasan progresif Habibi yang semula tercecer dalam berbagai makalah maupun teks pidatonya, selama menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi sejak tahun 1978 hingga Maret 1998, tentang arah industri strategis dan pembangunan Iptek masih relevan bagi suatu negara berkembang khusunya Indonesia untuk di realisasikan sekarang ini. Amat di sayangakan, jika pemikiran sekaliber Habibi, terabaikan begitu saja. Bukankah, intregritas Habibi sudah tidak di ragukan di level internasional?

Tak pelak, sekumpulan pemikiran Habibi ini, menjadi masukan berharga bangsa ini. Akirnya, buku yang mengungkapkan jejak pemikiran Presiden Indonesia ketiga ini, wajib dibaca oleh siapa saja. Selamat membaca!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar