Senin, 10 September 2012

Menemukan Makna Pekerjaan



Judul buku: I love Monday: Mengubah Paradigma dalam Bekerja dan Bisnis
Penulis: Arvan Pradiansyah
Penerbit: Kaifa
Tahun: 1, Maret 2012
Halaman: 302 halaman
Harga: Rp. 50.000


 Beragam niat seseorang bekerja kepada orang lain, seperti, mencari uang, ibadah, dll. Buku ini menjelaskan berbagai model konsep bekerja yang penuh makna. Membantu seseorang tampil beda dan memudahkan dalam mendapatkan penghargaan dari orang lain. Menurut, Arvan Pradiansyah tipikal orang bekerja terbagi menjadi tiga bagian yakni job, career, dan calling. Pertama, melihat pekerjaan sebagai job. Tipe pekerja seperti ini adalah tipe orang yang menjalankan skenario orang lain. ia datang ke kantor hanya sekadar menjalankan tugas yang diberikan kepadanya. Tidak ada kemauan untuk meningkatkan performanya. Terpenting, pekerjaannya selesai, mendapat gaji, dan berlibur. 

Sehingga, rasa menikmati perkerjaan kurang. Kedua, melihat pekerjaan sebagai career. Tipe pekerja seperti ini adalah tipe orang yang menjalankan skenarionya sendiri. Dia tidak hanya bekerja, tetapi juga mempunya inisiatif, inovatif, dan kreatif. Dia tidak sebatas hendak bekerja seperti itu selamanya. Dia mempunyai misi bagaimana perusahaan tempat dia bekerja bisa maju. Dan secara tidak langsung, hal itu akan meningkatkan kualitas dirinya sendiri. Konsekuensinya adalah kesuksesan.

Ketiga, melihat pekerjaan sebagai calling. Tipe pekerja seperti ini adalah tipe orang yang menjalankan skenario Tuhan. Dia tidak lagi berfokus pada diri sendiri, melainkan pada orang lain. Tipe pekerja jenis ini sadar bahwa dirinya sesungguhnya adalah utusan Tuhan yang dikirimkan-Nya ke dunia ini karena sebuah maksud tertentu. Dia tidak hanya mendatangkan kesuksesan hidup, tetapi juga kebahagiaan hidup.

Menurut penuturan motivator ini, setiap orang sejatinya adalah manusia hebat jika mereka mampu menemukan panggilan jiwa? Bekerja dan berbisnis membutuhkan energi yang besar, pemikiran keras, dan pengorbanan yang luar biasa.(halaman,3) Semestinya, berbagai permasalahan yang kurang menyenangkan dapat dihilangkan dalam diri seseorang. Dalam situasi apapun seseorang di tuntut untuk mampu menciptakan kebahagiaan.

Memulai melakukan perubahan paradigma dalam bekerja dan bisnis membantu meningkatkan kualitas seseorang dalam menjalankan pekerjaannya. Mengingat, bahwa setiap orang sejatinya merupakan manusia hebat jika mereka mampu menemukan panggilan jiwa dan mengelolannya. Sebab, masalah terpenting ditempat kerja adalah masalah semangat bukan masalah taktik dan strategi, tantangan menggelorakan semangat dalam dirinya, tujuan bekerja bukan mencari uang namun melayani orang lain, yang kita cari di tempat kerja bukanlah sekedar uang melimpah tetapi juga kebahagaiaan”. ( (halaman,14-15)

 Kini, masih banyak orang yang menilai pekerjaan dengan berbagai kensekuensi yang diterima. Justeru kebanyakan orang memaknai bekerja hanya untuk mencari uang bukan melainkan bertujuan ibadah. Akhirnya, apa yang di otak seseorang hanyalah uang. Padahal dengan bekerja kita melayani orang. Secara tidak langsung mengandung nilai ibadah. Memang benar, bekerja untuk mencari uang. Namun, apakah nilai pekerjaan Anda itu sendiri bagi customer Anda? Bukankah, ilmu kebahagiaan sesungguhnya berbeda dengan ilmu kesuksesan?  

Uang memang dapat menghasilkan kesenangan dan kenikmatan, tetapi kegiatan tersebut tidak akan menghasilkan perasaan berguna dan bermakna karena bersifat sementara. Padahal keuntungan terbesar dari bekerja justeru dari munculnya perasaan berharga, bermakna, dan berguna bagi orang lain.(halaman,33) Bukankah, ukuran pekerjaan kita, sesungguhnya akan bermakna jika diterima dari orang lain yang meinkmati pekerjaan kita? Merujuk hasil penelitian Tim Kasser dan Richard, bahwa orang yang menempatkan uang dalam daftar utama prioritas mereka bekerja menimbulkan risiko akan menderita depresi, kecemasan, dan rendahnya harga diri.

Buku stebal 302 halaman ini, pada intinya mengajak seseorang untuk mau menggali dari yang terdalam pada setiap pekerjaan yang dilakukan. Sehingga, upaya menciptakan perasaan positif terhadap pekerjaan dan menyatukan badan serta pikiran terwujudkan.  Bukankah, manusia bisa hidup tanpa bekerjaan, tetapi manusia tidak akan bisa hidup apabila ia sudah tidak memiliki makna hidup?

Diresensi Ahmad Faozan, pembaca buku tinggal di Yogyakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar