Minggu, 23 September 2012

Pujian Untuk Sang Nabi

Dimuat Bisnis Indonesia, Edisi Minggu, 16 September 2012

Judul: Dan Muhammad adalah Utusan Allah: Cahaya Purnama Kekasih Tuhan
Penulis: Annemarie Schimmel
Penerbit: Mizan
Tahun: 1, Juni 2012
Tebal: 469 halaman
Harga: Rp 55.000



Beragam cara umat Islam mengeksplorasikan perwujudan rasa cinta kepada Nabi Muhammad. Salah satunya yakni melalui tradisi bersyair. Bersyair selain mengandung nilai ibadah juga menjadi penawar bagi kerinduan dalam jiwa. Konon, syair dikalangan umar Islam di yakini menjadi sebuah azimat untuk menghilangkan segala macam marabahaya. 

Para penyair khususnya dari kalangan sufi mendiskripsikan Muhammad abadi dalam berbagai macam bentuk seperti; prosa, sajak, puisi, hingga syair. Tradisi bersyair berkembang pesat setelah nabi wafat. Segala ucapan dan tindakan Nabi dilestaraikan secara cermat dan dikumpulkan dalam jangka berabad-abad hingga sekarang. Penghormatan kepada Nabi tumbuh sejalan dengan semakin jauhnya rentang waktu kehidupan kaum Muslim. 

Menurut Frithjof Schoun, ciri khas dari kebajikan-kenajikan Muhammad menjelaskan gaya relatif impersonal orang suci. Buku karya Anemmarie ini berupaya menggambarkan kehidupan keagamaan kaum muslim terkait dengan penghormatan dan pemuliaan kepada sosok Muhammad. Misalnya, dari hal remeh dalam diri nabi seperti, rambut, keringat, sampai pakaian yang diyakini mengandung berkah. Konon, keringat nabi berbau harum seperti parfum.

Ahklaknya yang terpuji bukanlah suatu abstraksi atau dugaan melainkan suatu realitas yang hidup dan tepat membuktikan keasliannya secara retrospektif. Imam Al-Ghazali menuturkan dalam dalam karya fenomenalnya Ihya Ulumudin, menyatakan kunci kebahagiaan adalah mengikuti sunnah dan meniru Rasulullah dalam semua hala yang dilakukannya.(hal, 52)

Para penyair dalam bahasa Arab selalu berusaha menemukan citra-citra baru untuk mengungkapkan pujian. Mereka juga terus berpikir bagaimana memuji-muji keunggulan Nabi. Syair yang semula pendek, ringkas dikembangkan menjadi sajak yang panjang dan bertele-tele. 

Sebagaimana yang dikutip buku ini pada syair karya Al Khaqqani, penyair yang hidup pada abad 16 M." Dia, yang hatinya bagai samudera adalah mutiara tida tara."(hal, 61) Walaupun begitu, umat Islam menyakini dengan menulis, membaca, dan menyalin syair khusus pujian kepada Nabi merupakan suatu pekerjaan yang mulia dan mengandung berkah.

Oleh Ahmad Faozan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar