Dimuat Bisnis Indonesia, Edisi Minggu, 16 September 2012
Judul: Dan Muhammad adalah Utusan Allah: Cahaya Purnama Kekasih Tuhan
Penulis: Annemarie Schimmel
Penerbit: Mizan
Tahun: 1, Juni 2012
Tebal: 469 halaman
Harga: Rp 55.000
Beragam cara umat Islam mengeksplorasikan perwujudan rasa cinta kepada Nabi Muhammad. Salah
satunya yakni melalui tradisi bersyair. Bersyair selain mengandung
nilai ibadah juga menjadi penawar bagi kerinduan dalam jiwa. Konon,
syair dikalangan umar Islam di yakini menjadi sebuah azimat untuk
menghilangkan segala macam marabahaya.
Para penyair khususnya dari
kalangan sufi mendiskripsikan Muhammad abadi dalam berbagai macam bentuk
seperti; prosa, sajak, puisi, hingga syair. Tradisi bersyair
berkembang pesat setelah nabi wafat. Segala ucapan dan tindakan Nabi
dilestaraikan secara cermat dan dikumpulkan dalam jangka berabad-abad
hingga sekarang. Penghormatan kepada Nabi tumbuh sejalan dengan semakin
jauhnya rentang waktu kehidupan kaum Muslim.
Menurut Frithjof Schoun,
ciri khas dari kebajikan-kenajikan Muhammad menjelaskan gaya relatif
impersonal orang suci. Buku karya Anemmarie ini berupaya
menggambarkan kehidupan keagamaan kaum muslim terkait dengan
penghormatan dan pemuliaan kepada sosok Muhammad. Misalnya, dari hal
remeh dalam diri nabi seperti, rambut, keringat, sampai pakaian yang
diyakini mengandung berkah. Konon, keringat nabi berbau harum seperti
parfum.
Ahklaknya yang terpuji bukanlah suatu abstraksi atau
dugaan melainkan suatu realitas yang hidup dan tepat membuktikan
keasliannya secara retrospektif. Imam Al-Ghazali menuturkan dalam dalam
karya fenomenalnya Ihya Ulumudin, menyatakan kunci kebahagiaan adalah mengikuti sunnah dan meniru Rasulullah dalam semua hala yang dilakukannya.(hal, 52)
Para
penyair dalam bahasa Arab selalu berusaha menemukan citra-citra baru
untuk mengungkapkan pujian. Mereka juga terus berpikir bagaimana
memuji-muji keunggulan Nabi. Syair yang semula pendek, ringkas
dikembangkan menjadi sajak yang panjang dan bertele-tele.
Sebagaimana
yang dikutip buku ini pada syair karya Al Khaqqani, penyair yang hidup
pada abad 16 M." Dia, yang hatinya bagai samudera adalah mutiara tida
tara."(hal, 61) Walaupun begitu, umat Islam menyakini dengan
menulis, membaca, dan menyalin syair khusus pujian kepada Nabi merupakan
suatu pekerjaan yang mulia dan mengandung berkah.
Oleh Ahmad Faozan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar