Judul: A Theory of Every Thing: Solusi Menyeluruh atas
Masalah-Masalah Kemanusiaan
Penulis: Ken Wilber
Penerbit: Mizan Publika
Tahun: 1 Oktober 2012
Tebal: 299 halaman
Harga:Rp. 58.000
Dewasa ini beragam persoalan
kemanusiaan semakin kompleks. Salah satu faktornya yakni, banyak orang bersikap
egois dan arogant. Baik karena, merasa paling berjasa, dermawan, dan sudah
sukses terlebih dahulu lantas menganggap orang lain rendah. Tentu saja, diri kita harus menjadi orang yang trampil cerdas, tepat, dan cepat dalam memecahkan
permasalahan kehidupan. Sehingga, kita tidak akan mudah terjebak dalam gejolak kehidupan.
Ken Wilber, pria kelahiran Amerika dalam bukunya
yang bertajuk, “A Theory of Every Thing: Solusi Menyeluruh atas
Masalah-Masalah Kemanusiaan” ini, mencoba memperkenalkan teori intregral
dan pengembangan bathin, demi untuk mencapai kesehatan masyarakat khususnya
Anda. Dengan teorinya ‘TSH’ teori segala hal, yang notabenya merupakan
kombinasi semua hukum semesta ke dalam teori terpadu, yakni materi, raga,
pikiran, jiwa dan ruh yang mewujud dalam diri, budaya, dan alam. Membantu Anda
melihat berbagai persoalan dengan utuh dan membantu memecahkannya secara tuntas. Tak pelak, rahasia
Tuhan, yang konon penuh dengan misteri dapat terlihat oleh mata bathin Anda.
Menurut Ken Wilber, ditengah-tengah kondisi kehidupan sosial yang penuh
dengan hiruk pikuk, penting sekiranya menjadikan diri kita menjadi manusia yang
mampu tampil konsisten dalam menggapai segala visi dan misi kehidupan dan
kematangan diri. Sehingga, diri kita tak mudah terjerumus dalam kehidupan yang
penuh kekacauan. Misalnya, salah satu penyakit yang sedang menghidap manusia
sekarang ini yakni, budaya narsisme.
Mencuatnya budaya membanggakan diri sendiri dan
merendahkan orang lain menjadi ciri utama bagi sebagaian masyarakat yang hidup
di dunia modern. Seolah, hanya dirinya sendiri yang mampu menjadi manusia
paling unggul dan sempurna. Sedangkan orang lain tak akan mampu bersikap
seperti dirinya. Menurut penulis buku ini, salah satu timbul sumbernya narsisme
yakni, karena kegagalan seseorang dalam mengembangkan dan bervolusi diri.
Bukankah, bersikap narsisme tidak untuk menampakan kepercayaan diri seseorang
yang meluap-luap, melainkan hanya meremehkan orang lain. “Sungguh membosankan
orang yang seleranya rendah, lebih tertarik pada dirinya sendiri dibandingkan
kepada orang lain.” (hal, 47)
Para
psikolog bersepakat, bahwa budaya narsisme merupakan sifat bawaan anak-anak,
yang idealnya sudah berubah saat usia seseorang meningkat. Menurut Ken, manusia
memiliki 9 spiral pengembangan. Pertama, semangat mempertahankan
kelangsungan hidup.( mempertajam insting dan bakat bawaan). Kedua,
semangat persaudaraan.(,mencari harmoni dan keselamatan dalam sebuah dunia yang
misterius).
Ketiga,
dewa-dewa kekuatan.(mengekpresikan implus, menjadi bebas dan kuat). Keempat,
kekuatan kebenaran.( menemukan tujuan, menghadirkan keteraturan, menjamin masa
depan). Kelima, dorongan penggerak.(membuat analisis dan strategi
pertumbuhan). Keenam, ikatan manusia.(mengekplorasi diri pribadi,
menyertakan orang lain). Ketujuh, aliran fleksibel(mengintregrasikan dan
menggabungkan sistem). Kedelapan, pandangan menyeluruh(membuat sinergi
dan pengelolaan secara makro).
Kesembilan, intregral-holonik(muncul secara perlahan).
Dengan melihat aspek spiral diatas, diri kita akan mampu menjadi pribadi unggul
dan kuat dalam mengadapi kehidupan. Dengan cara yang sederhana, nampaknya
penulis juga secara sengaja merujuk kepada pendapatnya seorang manusia Genius,
yakni Albert Einstein, bahwa buatlah segala sesuatu itu sesedarhana mungkin,
tetapi tidak lebih sederhana.
Melalui pemetaan yang sederhana tersebut, segala
persoalan menjadi ringan dan mudah di selesaikan. Bukankah, selama ini yang
menjadi berat dalam setiap permasalahan dalam hidup karena diri kita selalu
membesar-besarkannya. Dan mempersulit diri. Bukankah, melihat jawaban-jawaban
permasalahan yang kita hadapi diketahui sangat sederhana dan praktis.
Dengan begitu, diri kita tidak akan mudah galau
karena banyak tersandera dengan permasalahan hidup. Tak dapat kita bayangkan,
jika masalah menumpuk dan tak mampu terpecahkan, gelombang kehidupan akan
semakin mudah mengombang-ambingkan kita, lantas membuat diri kita terjatuh.
Sudahkah, Anda menemukan teori pemecah kehidupan yang ampuh?
Buku ini, menawarkan teori praktis dan mudah dicerna. Membantu Anda meemecahkan
problematika kehidupan. Temukan
teori pemecah permasalahan kehidupan Anda di buku ini. Selamat membaca!
Oleh Ahmad Faozan, pembaca buku tinggal di Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar