Sabtu, 23 November 2013

Mengoptimalkan Kekuatan Energi



Dimuat Majalah Tebuireng, 
Edisi November-Desember
Judul Buku: Muda Mulia: Cahayai Gelapmu, Kuatkan Langkahmu, Muliakan Mudamu
Penulis: Rendy Saputra
Penerbit: Mizania
Cetakan: I, Februari 2013
Tebal: 250 halaman
Harga:58.000


Kehidupan ini bak sebuah taman labirin. Kita diminta untuk mencari jalan keluar. Yang terkadang kita diberi pilihan untuk melangkah ke kiri atau ke kanan. Dan tak jarang pilihan kita membawa kita ke jalan buntu sehingga kita pun terpaksa mencari jalan lain. Sesungguhnya, seseorang yang memiliki masalah berat dalam hidupnya akan mengalami dua kemungkinan. Apakah dia akan terus kokoh menerobos masalah atau lari dari masalah, lalu menjadi pecundang seumur hidupnya.

Semua itu bergantung pada kekuatan akar kehidupan, yakni kesalihannya. Jika seseorang memiliki akar yang kokoh, tiada yang dapat menggentarkan harapannya. Ia akan selalu menyakini bahwa setiap masalah pastilah sudah diukur, pasti ada jalan keluarnya, pasti sudah ada desain terbaiknya. Terus berusaha menyelesaikan labirin, pasti mampu keluar. Namun, orang yang berputus asa mencari jalan, hanya mampu terduduk diam di dalam labirin untuk selama-lamanya. Bukankah, proses seseorang dalam menghadapi masalah sangat membantu menjadi pribadi yang tangguh, kuat dan lebih baik dari sebelumnya?

Dalam konteks ini, buku karya Rendy Saputra hadir dihadapan pembaca. Ia mencoba untuk membangkitkan semangat  hidup khususnya bagi kaum muda. Jangan sampai generasi muda mlempem menghadapi proses kehidupannya. Menurutnya, jika seseorang hidup di masa kecil, dilahirkan dengan kondisi lemah, memasuki masa muda mengalami perubahan super dahsyat yakni, memiliki energi penuh. Sedangkan, pada masa tua, seseorang kembali seperti masa kecil, yaitu lemah kembali.

Tentunya amat merugi, jika menjalani masa mudanya hanya dengan menuruti hawa nafsunya semata.  Masa muda merupakan masa berproses berkehidupan. Yang juga pembuka takbir kehidupan seseorang, yang menentukan masalah nasib, karier, dan kebahagiaan di masa mendatang. Perlu didayagunakan energinya untuk sesuatu yang positif.  Ironisnya, seringkali masa-masa muda sebagai awal berproses kehidupan banyak dijalani dengan foya-foya yang. Misalnya, puas-puasin nakalnya, habiskan harta orangtuanya, dan bergaul bebas beserta teman-temannya tanpa aturan. 

Ketidakmampuan kaum muda dalam mengendalikan ‘nafsu’ berakhir pada kehancuran dan kehancuran, seperti dunia hitam. “Jika bisa bermakna sejak muda, mengapa menunggu saat tua.” Jika bisa cemerlang sejak muda, mengapa menunggu saat tua.”jika bisa berhasil sejak muda, mengapa menunggu saat tua.” Jika bisa sadar sejak muda, mengapa menunggu saat tua.” Jika bisa menjadi baik sejak muda, mengapa menunggu saat tua.” Jika bisa produktif sejak muda, mengapa menunggu saat tua.” Jika bisa mulia sejak muda, mengaoa menunggu saat tua.”(halaman 33)

Sekiranya, penting membangun pola pikir yang tepat penting. Pasalnya energi kaum muda penuh energi, ibarat baterai super penuh, alias on fire tentunya akan menyala terus. Jika digunakan dan dioptimalkan sesuatu hal yang positif, misalnya mengejar cita-cita tentunya akan berhasil. Ditengah kondisi kehidupan modern, dimana dunia persaingan semakin ketat, seperti perdagangan bebas, tekhnologi, persaingan dunia kerja dan bisnis, dan isu lainnya. Kaum muda harus mempersiapkan diri dengan penuh kematangan. Logika berpikirnya kaum muda yang pragmatis, tentu perlu diluruskan. “Masa muda merupakan masa ketika energi sedang memuncak, maka perbuatan baik atau buruk yang dilakukan pastilah bernergi.”(halaman 27)

Menurut pemaparan pria pendiri lembaga muda mulia ini, juga berprofesi sebagai busines consultan, gerakan menciptakan generasi muda sadar akan dirinya amat berarti. Mencuatnya  fenomena sosial yang memotret pemuda-pemudi bangsa ini, galau, putus asa, dan terjerembab dalam dunia hitam tentu membuat kita prihatin. Tak lain disebabkan oleh ketidakpahaman mereka akan pengetahuan dasar khususnya yang menyangkut dirinya. Tentu membutuhkan bimbingan dan dorongan dari seseorang yang lebih tua, utamanya dari orangtua. 

Sehingga,segala hal yang berujung pada penyesalan di masa tua tak terjadi. Kehadiran buku setebal 250 halaman ini, menggugah generasi muda bangsa ini untuk mampu bangkit dan menunjukan perjuangan yang gigih dan mulia. Baik untuk pribadi, keluarga, dan orang lain. Dengan semangat memperbaiki masa muda, membantu menghantarkan seseorang menjadi pribadi sukses dalam segala hal kelak. Temukan, inspirasi kehidupanmu pada buku ini!

Oleh Ahmad Faozan, Redaktur Pustaka Tebuireng, Tinggal di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar