Dimuat Majalah Tebuireng,
Edisi November-Desember
Judul
Buku: Muda Mulia: Cahayai Gelapmu, Kuatkan Langkahmu, Muliakan Mudamu
Penulis:
Rendy Saputra
Penerbit:
Mizania
Cetakan:
I, Februari 2013
Tebal: 250 halaman
Harga:58.000
Kehidupan ini bak
sebuah taman labirin. Kita diminta untuk mencari jalan keluar. Yang terkadang
kita diberi pilihan untuk melangkah ke kiri atau ke kanan. Dan tak jarang
pilihan kita membawa kita ke jalan buntu sehingga kita pun terpaksa mencari
jalan lain. Sesungguhnya, seseorang yang memiliki masalah berat dalam hidupnya
akan mengalami dua kemungkinan. Apakah dia akan terus kokoh menerobos masalah
atau lari dari masalah, lalu menjadi pecundang seumur hidupnya.
Semua itu
bergantung pada kekuatan akar kehidupan, yakni kesalihannya. Jika seseorang memiliki
akar yang kokoh, tiada yang dapat menggentarkan harapannya. Ia akan selalu
menyakini bahwa setiap masalah pastilah sudah diukur, pasti ada jalan
keluarnya, pasti sudah ada desain terbaiknya. Terus berusaha menyelesaikan
labirin, pasti mampu keluar. Namun, orang yang berputus asa mencari jalan,
hanya mampu terduduk diam di dalam labirin untuk selama-lamanya. Bukankah,
proses seseorang dalam menghadapi masalah sangat membantu menjadi pribadi yang
tangguh, kuat dan lebih baik dari sebelumnya?
Dalam konteks ini,
buku karya Rendy Saputra hadir dihadapan pembaca. Ia mencoba untuk
membangkitkan semangat hidup khususnya
bagi kaum muda. Jangan sampai generasi muda mlempem menghadapi proses
kehidupannya. Menurutnya, jika seseorang hidup di masa kecil, dilahirkan dengan
kondisi lemah, memasuki masa muda mengalami perubahan super dahsyat yakni,
memiliki energi penuh. Sedangkan, pada masa tua, seseorang kembali seperti masa
kecil, yaitu lemah kembali.
Tentunya amat
merugi, jika menjalani masa mudanya hanya dengan menuruti hawa nafsunya semata. Masa muda merupakan masa berproses
berkehidupan. Yang juga pembuka takbir kehidupan seseorang, yang menentukan
masalah nasib, karier, dan kebahagiaan di masa mendatang. Perlu didayagunakan
energinya untuk sesuatu yang positif. Ironisnya,
seringkali masa-masa muda sebagai awal berproses kehidupan banyak dijalani
dengan foya-foya yang. Misalnya, puas-puasin nakalnya, habiskan harta
orangtuanya, dan bergaul bebas beserta teman-temannya tanpa aturan.
Ketidakmampuan kaum muda dalam mengendalikan ‘nafsu’ berakhir pada kehancuran
dan kehancuran, seperti dunia hitam. “Jika bisa
bermakna sejak muda, mengapa menunggu saat tua.” Jika bisa cemerlang sejak
muda, mengapa menunggu saat tua.”jika bisa berhasil sejak muda, mengapa
menunggu saat tua.” Jika bisa sadar sejak muda, mengapa menunggu saat tua.”
Jika bisa menjadi baik sejak muda, mengapa menunggu saat tua.” Jika bisa
produktif sejak muda, mengapa menunggu saat tua.” Jika bisa mulia sejak muda,
mengaoa menunggu saat tua.”(halaman 33)
Sekiranya, penting
membangun pola pikir yang tepat penting. Pasalnya energi kaum muda penuh energi,
ibarat baterai super penuh, alias on fire tentunya akan menyala terus.
Jika digunakan dan dioptimalkan sesuatu hal yang positif, misalnya mengejar
cita-cita tentunya akan berhasil. Ditengah kondisi kehidupan modern, dimana
dunia persaingan semakin ketat, seperti perdagangan bebas, tekhnologi,
persaingan dunia kerja dan bisnis, dan isu lainnya. Kaum muda harus
mempersiapkan diri dengan penuh kematangan. Logika berpikirnya kaum muda yang
pragmatis, tentu perlu diluruskan. “Masa muda merupakan masa ketika energi
sedang memuncak, maka perbuatan baik atau buruk yang dilakukan pastilah
bernergi.”(halaman 27)
Menurut pemaparan
pria pendiri lembaga muda mulia ini, juga berprofesi sebagai busines
consultan, gerakan menciptakan generasi muda sadar akan dirinya amat
berarti. Mencuatnya fenomena sosial yang
memotret pemuda-pemudi bangsa ini, galau, putus asa, dan terjerembab dalam
dunia hitam tentu membuat kita prihatin. Tak lain disebabkan oleh
ketidakpahaman mereka akan pengetahuan dasar khususnya yang menyangkut dirinya.
Tentu membutuhkan bimbingan dan dorongan dari seseorang yang lebih tua,
utamanya dari orangtua.
Sehingga,segala hal yang berujung pada penyesalan di
masa tua tak terjadi. Kehadiran buku
setebal 250 halaman ini, menggugah generasi muda bangsa ini untuk mampu bangkit
dan menunjukan perjuangan yang gigih dan mulia. Baik untuk pribadi, keluarga,
dan orang lain. Dengan semangat memperbaiki masa muda, membantu menghantarkan
seseorang menjadi pribadi sukses dalam segala hal kelak. Temukan, inspirasi
kehidupanmu pada buku ini!
Oleh Ahmad Faozan,
Redaktur Pustaka Tebuireng, Tinggal di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar