Jumat, 16 September 2011

Belajar Berbasiskan Otak

Judul Buku            : Belajar Cerdas: Belajar Berbasiskan Otak
Penulis                  :  Jalaludin Rakhmat
Penerbit                : Kaifa
Cetakan                 : 1, September, 2010
Tebal                     : xx+ 288 halaman
Harga                     : Rp45.000,--


Salah satu persoalan yang kerap dikeluhkan oleh para guru di sekolah adalah metode apa yang harus di terapkan kepada siswanya. Supaya, gaya belajar yang di suguhkan mudah di cerna siswa. Selama ini, proses kegiatan pembelajaran di lembaga-lembaga pendidikan seperti sekolah lebih sedikit banyak hanya menekankan pada target pencapaian kurikulum ketimbang menciptakan siswa yang cerdas.

Sehingga apa yang terjadi? Guru tidak sukses memberikan materi kepada siswanya. Begitu juga dengan siswanya, kurang mencerap materi-materi pelajaran yang telah di ajarkan guru. Tentunya, hal ini menjadi persoalan yang harus di benahi bagi seorang guru. Bergantinya, ajaran baru di sekolah sudah pasti kesempatan untuk melakukan evaluasi gaya pembelajaran di sekolah sudah pasti harus di lakukan. Demi, perbaikan dan inovasi proses ajar-mengajar mencari metode yang tepat untuk mengajar menjadi penting.

Buku bertajuk “Belajar Cerdas Berbasiskan Otak” hendak memperkenalkan metode baru kepada kita yakni, belajar cerdas dengan mengfungsikan otak. Dengan harapan, proses belajar-mengajar akan terasa lebih bergairah. Minimnya metode pembelajaran di dunia sekolah membuat dunia pendidikan gagal mencetak generasi bangsa yang cerdas. Bahkan, persoalan tersebut sudah menjadi persoalan klasik dan hingga kini juga belum dapat terpecahlan.

Lewat buku ini pula, mitos yang sering kita dengar di masyarakat di rubah yakni, “kecerdasan seseorang tergantung pada keturunannya”. Sebagaimana, penelitian Profesor Diamon yang di kutip penulis buku ini, “otak dapat berubah secara positif jika dihadapkan pada lingkungan yang di beri rangsangan positif”(hal-15). Mitos diatas kerap kali membuat seseorang mudah untuk mempercaianya. Lantas, di gunakan untuk menghakimi orang lain”muridnya”.

Di buku ini, Penulis juga menawarkan kepada kita yakni lima prinsip akronim metik. Diantaranya, Modalitas belajar, peranan emosi, penggunaan pengaruh, tak sadar, pengenalan diri intelegnsi majemuk dan perubahan sekaligus otak kanan dan kiri. Kemudian, Jalaludin memberikan tips-tips menjaga otak kita supaya tetap sehat. Misalnya, dengan membiasakan meminum teh maupun es teh setiap hari merupakan cara termudah dan tercepat memasukan antioksidan kedalam tubuh dan otak. Makan ikan, daging unggas tanpa kulit, daging tak berlemak, dan buah-buahan adalah menu yang sehat bagi otak kita. (hal, 85)

Supaya, nantinya pendidikan kita tidak hanya berorientasi pada persoalan mengejar target semata. Tetapi, benar-benar mencerdaskan anak-anak bangsa. Paling tidak, membantu mencerdaskan otak kita. Sebab, kerusakan pada otak akibat pengabaian dan kejahilan diri sendiri amat membahayakan. Otak kita tidak bisa di cangkok seperti halnya ginjal dan jantung. Begitu sentral sekali otak kita.

Buku yang di tulis oleh Jalaludin Rakhmat ini, menggugah pembaca supaya memanfaatkan nikmat Tuhan yang berupa otak. Bagaimana, menjaga dan memfungsikannya. Dan, layaklah buku ini menjadi pegangan bagi para pendidik yang berjibaku di lembaga pendidikan. Merugi tentunya bila sampai melewatkan buku ini. Selamat membaca!

*)Ahmad Faozan, Ketua Himasakti (Himpunan Mahasiswa Alumni Santri Tebuireng) Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar