Judul Buku:
Jadi Penulis Siapa Takut
Penulis: Alif Danya Munsyi
Penerbit:
Kaifa
Tahun: 1,
Maret 2012
Tebal: 270
halaman
Harga: Rp
41. 650
Bagi penulis mubtadi, jalan menjadi
penulis awalnya memang sangat berat. Selain harus belajar membiasakan membaca sebelum
merangkai kata-kata untuk menjadi kalimat juga berlatih secara konsisten. Tanpa
membaca sudah pasti seorang penulis akan krisis ide jernih.“Menulis juga dapat
diibaratkan sebagai cempiang yang menguasai segala senjata, jawara yang
menguasai semua gaman, serta pendekar yang menguasai semua jurus silat”.(hal,
10)
Buku ini, memberikan petunjuk menulis
apa saja misalnya, cerpen, novel, puisi, dan esai? Berbekal pengalamannya
menjadi wartawan, Alif menuangkan beberapa strategi menulis. Dari mulai langkah
awal hingga puncak kemahiran ia paparkan di buku ini. Menurutnya, syarat utama
bagi para calon penulis yakni, gemar membaca. Pasalnya, membaca merupakan modal menjadi penulis.
“Kalau tidak suka membaca, kita telah memberikan jawaban yang pasti, bahwa kita
tidak punya bakat menjadi penulis”.(hal, 7) Wajar, jika banyak orang berharap
bisa menulis, namun tidak pernah terwujudkan.
Salah satu resep jitu yang diperkenalkan
Alif dalam buku ini yakni, Membaca Adalah Belajar, Kebudayaan Menulis,
Pemahaman Kata-kata, Membaca Terjemahan, Menulis Esai, Kritik dll. Bahkan, menuliskan apa saja
teruraikan dalam buku ini. Dengan demikian, membantu membukakan pintu bagi
siapa saja yang berhasrat menjadi penulis. Ia juga mencontohkan cara membuat
karya tulisan Esai.
“Sebuah Esai yang bagus, enak, dan menarik, di
dalam sebuah media pers, adalah yang tidak panjang, sebaliknya pendek tetapi
dalamnya selesai masalah aktual dan faktual yang dibahas.”(hal, 139) Membuat
tulisan seperti, novel, cerpen, puisi, esai dll memang tidak semudah seperti
membalikan tangan, berbagai perasaan takut, minder, dan banyak mengalami
kesulitan kerap mencuat. Nah, disinilah peran seorang guru menulis. Tentunya,
kehadiran buku ini, menjadi semacam pedoman bagi siapa saja yang hendak
memahami dunia literasi.
Ditengah kondisi sekarang ini, dimana
peradaban membaca dan menulis berada dalam titik kemunduran. Misalnya, banyak kaum terpelajar yang hanya
membuat karya tulis sekedar copy paste. Akhirnya, perbuatan kurang terpuji
seperti plagiarisme merebah dimana-mana. Penting sekiranya, membangkitkan
semangat membaca dan menulis khususnya
di kalangan pelajar. Menulis merupakan kerja intelektual. Tanpa maksud mengurui, memulai menulis itu tidak mengharuskan seseorang
menguasai banyak teori namun asupan dari orang-orang yang berpengalaman di
dunia tulis menulis itu amat dibutuhkan.
Sebagai kritik pada buku ini, sajian
isi buku ini kurang menarik. Misalnya, semua materi di bingkai dalam satu poin.
Sehingga tatkala pembaca asyik menikmati sajian buku ini akan merasakan
kebosanan dan kejenuhan. Kendati demikian, buku yang ditulis oleh seorang
wartawan ini patut untuk diberikan apresiasi. Mengingat, buku ini membantu
mencairkan berbagai kendala penulis mubtadi.
Penulis yang memiliki banyak nama
samaran ini, sudah tak dapat diragukan lagi intregritasnya dalam dunia literasi.
Selain menguasai aksara Arab, Cina, Yunani dan Ibrani juga pernah meraih
penghargaan Tirto Adhi Soerjo Award(2008) dan Kartu Pers Nomer Satu(2010)
kategori wartawan. Tentunya, amat
menjadi motifasi sendiri bagi Anda yang hendak belajar darinya. Temukan dan
dapatkan petunjuk menulis apa saja dalam buku ini. Selamat membaca!
Ahmad Faozan, Bergiat di Renaisant
Institute, Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar