Selasa, 17 Juli 2012

Petunjuk Bagi Penulis Mubtadi



Judul Buku: Jadi Penulis Siapa Takut
Penulis:  Alif Danya Munsyi
Penerbit: Kaifa
Tahun: 1, Maret  2012
Tebal: 270 halaman
Harga: Rp 41. 650


Bagi penulis mubtadi, jalan menjadi penulis awalnya memang sangat berat. Selain harus belajar membiasakan membaca sebelum merangkai kata-kata untuk menjadi kalimat juga berlatih secara konsisten. Tanpa membaca sudah pasti seorang penulis akan krisis ide jernih.“Menulis juga dapat diibaratkan sebagai cempiang yang menguasai segala senjata, jawara yang menguasai semua gaman, serta pendekar yang menguasai semua jurus silat”.(hal, 10)

Buku ini, memberikan petunjuk menulis apa saja misalnya, cerpen, novel, puisi, dan esai? Berbekal pengalamannya menjadi wartawan, Alif menuangkan beberapa strategi menulis. Dari mulai langkah awal hingga puncak kemahiran ia paparkan di buku ini. Menurutnya, syarat utama bagi para calon penulis yakni, gemar membaca. Pasalnya,  membaca merupakan modal menjadi penulis. “Kalau tidak suka membaca, kita telah memberikan jawaban yang pasti, bahwa kita tidak punya bakat menjadi penulis”.(hal, 7) Wajar, jika banyak orang berharap bisa menulis, namun tidak pernah terwujudkan.

Salah satu resep jitu yang diperkenalkan Alif dalam buku ini yakni, Membaca Adalah Belajar, Kebudayaan Menulis, Pemahaman Kata-kata, Membaca Terjemahan, Menulis Esai, Kritik dll. Bahkan, menuliskan apa saja teruraikan dalam buku ini. Dengan demikian, membantu membukakan pintu bagi siapa saja yang berhasrat menjadi penulis. Ia juga mencontohkan cara membuat karya tulisan Esai.

 “Sebuah Esai yang bagus, enak, dan menarik, di dalam sebuah media pers, adalah yang tidak panjang, sebaliknya pendek tetapi dalamnya selesai masalah aktual dan faktual yang dibahas.”(hal, 139) Membuat tulisan seperti, novel, cerpen, puisi, esai dll memang tidak semudah seperti membalikan tangan, berbagai perasaan takut, minder, dan banyak mengalami kesulitan kerap mencuat. Nah, disinilah peran seorang guru menulis. Tentunya, kehadiran buku ini, menjadi semacam pedoman bagi siapa saja yang hendak memahami dunia literasi.

Ditengah kondisi sekarang ini, dimana peradaban membaca dan menulis berada dalam titik kemunduran.  Misalnya, banyak kaum terpelajar yang hanya membuat karya tulis sekedar copy paste. Akhirnya, perbuatan kurang terpuji seperti plagiarisme merebah dimana-mana. Penting sekiranya, membangkitkan semangat membaca dan menulis  khususnya di kalangan pelajar. Menulis merupakan kerja intelektual. Tanpa maksud mengurui, memulai menulis itu tidak mengharuskan seseorang menguasai banyak teori namun asupan dari orang-orang yang berpengalaman di dunia tulis menulis itu amat dibutuhkan.

Sebagai kritik pada buku ini, sajian isi buku ini kurang menarik. Misalnya, semua materi di bingkai dalam satu poin. Sehingga tatkala pembaca asyik menikmati sajian buku ini akan merasakan kebosanan dan kejenuhan. Kendati demikian, buku yang ditulis oleh seorang wartawan ini patut untuk diberikan apresiasi. Mengingat, buku ini membantu mencairkan berbagai kendala penulis mubtadi.

Penulis yang memiliki banyak nama samaran ini, sudah tak dapat diragukan lagi intregritasnya dalam dunia literasi. Selain menguasai aksara Arab, Cina, Yunani dan Ibrani juga pernah meraih penghargaan Tirto Adhi Soerjo Award(2008) dan Kartu Pers Nomer Satu(2010) kategori wartawan.  Tentunya, amat menjadi motifasi sendiri bagi Anda yang hendak belajar darinya. Temukan dan dapatkan petunjuk menulis apa saja dalam buku ini. Selamat membaca!

Ahmad Faozan, Bergiat di Renaisant Institute, Yogyakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar