Judul Buku:
Memanusiakan Manusia: Menata Jiwa Membangun Bangsa
Penulis: Deny Thong et al
Penerbit:
PT. Gramedia Pustaka Jakarta
Tahun: 2011
Tebal: 429 halaman
Tebal: 429 halaman
Harga:Rp,75.000
Dewasa ini, masyarakat di suguhkaan dengan
berbagai hal yang kurang menyenangkan seperti kasus penganiayaan, pemerkosaan,
pembunuhan, kenakalan remaja, korupsi, demonstrasi yang anarkisme dll.
Mencerminkan, bangsa ini sedang sedang mengalami gangguan jiwa. Tentunya membuat kerugian besar bagi bangsa ini, baik
dari segi ekonomi, moral dan budaya.
Padahal kesehatan jiwa merupakan pondasi utama
dalam membangun manusia seutuhnya. Memang benar, masalah kesehatan jiwa tidak
langsung dapat menyebabkan kematian seseorang terkecuali bunuh diri. Bukankah,
melalui menata jiwa sama halnya dengan membangun bangsa?
Buku biografi Kusumanto(Bapak Psikiatri Indoneisa)
ini, mencoba mengulas ide dan pemikirannya mengenai dunia Psikiatri. Sekaligus,
membantu memahamkan masyarakat terhadap masalah-masalah gangguan jiwa. “Gangguan
jiwa merupakan suatu penyakit yang tak jauh beda dengan gangguan fisik. Hanya
saja gangguan jiwa menyerang psikologis atau perilaku seseorang pada fungsi
sosial, psikologis, genetik, fisik/kimiawi atau biologis.”(hal, 11)
Masih rendahnya pemahaman sebagian masyarakat awam
mengenai peran psikiatri dalam menyembuhkan penyakit jiwa membuat masyarakat lebih
memercayai dukun ataupun paranormal. Bahkan hal itu juga menjurus kepada
pemahaman yang kliru yakni jika seseorang kurang sehat jiwanya kerap kali
dikaitkan dengan hal-hal ghaib seperti, kerasukan setan atau di guna-guna. Sehingga
tidak mungkin akan tertangani oleh tenaga ahli profesional seperti dokter
Psikiatri. Semestinya, masalah kesehatan jiwa perlu dipahami, dicegah, dikenali
sejak dini dan ditangani secara tepat.
Ironisnya,
hingga kini stigma dan perlakuan yang kurang manusiawi masih diperagkan oleh sebagian
masyarakat kepada para penderita gangguan jiwa seperti pemasungan dan pengasingan.
Mereka “para penderita gangguan jiwa” sering di asosiasikan sebagai orang gila
serta menambah beban malu keluarga. Bahkan harus di asingkan dari kehidupan
sosial masyarakat. Tidak sedikit diantara mereka diperlakukan dengan cara-cara
kurang manusiawi seperi, pemasungan. Dengan anggapan untuk menyembuhkan
kesehatan jiwanya. Bukankah, sebagai makhluk sosial siapapun pasti membutuhkan
interaksi sosial?
Sesungguhnya, pemasungan adalah buah dari ketidakmampuan
masyarakat mengakses pelayanan kesehatan jiwa dan kurangnya pengetahuan
masyarakat. Ditengah kondisi kehidupan seperti sekarang ini, banyak sekali
orang galau karena tidak tahan menghadapi gejolak dan tantangan kehidupan.
Akhirnya, masalah kesehatan jiwa tidak tertangani dengan baik. Salah satu dampak
gangguan kesehatan jiwa yakni, membuat seseorang tidak mampu menghadapi
kehidupannya. Padahal, hal itu bisa di sembuhkan oleh dokter Psikiatri.
Semestinya peran psikiatri dalam kehidupan ini
memiliki andil. Sehingga, berbagai penyakit kejiwaan manusia di dunia ini
khusunya yang ada di Indonesia dapat tetangani. Konon, dalam catatan WHO lebih
dari 40% negara di dunia tidak memiliki undang-undang mengenai kesehatan jiwa. Bahkan,
30% nya lagi negara-negar didunia tidak mempunyai program kesehatn
jiwa.(hal,13) Penting sekiranya dalam jangka panjang UU kesehatan jiwa dan
lembaga nasional dimiliki bangsa ini.
Kini, sungguh bangsa Indonesia membutuhkan
pribadi-pribadi berjiwa pemimpin sejati yang mampu memberikan kontribusi nyata.
Sekiranya penting memajukan Psikiatri
dan kesehatn jiwa. Bukankah, salah satu faktor masalah kesehatan jiwa tidak
tertangani dengan baik oleh pemerintah yakni kurangnya kesadaran pemerintah?
Pemerintah lebih berkonsentrasi pada cara menekan angka kematian ibu dan anak.
Hemat penulis, buku ini membantu memberikan sosialisasi
dan edukasi mutlak kepada masyarakat mengenai masalah kesehatan jiwa. Sehingga,
kedepan bagi penderita kesehatan jiwa tidak lagi menjadi korban sosial
masyarakat seperti, pemasungan. Selain
itu, buku setebal 429 halaman ini juga merekomendasikan kepada para pemangku
kebijakan, kalangan akademisi, psikiater praktisi di lapangan, baik dalam
maupun lura negeri untuk mendukung perkembangan dan kemajuan di bidang ilmu
psikiatri dan ilmu yang terkait.
Oleh Ahmad Faozan, Pembaca buku tinggal di
Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar