Kamis, 14 Juli 2011

Ide yang Mencerdaskan


Judul Buku:Logika Hidup: Logika Ekonomi, Rasisme, dan Politik Kantor
Penulis:  Tim Hardford
Penerbit: PT. Gramedia Pustaka Jakarta
Tahun: 1 Januari 2011
Tebal: 416 halaman
Harga:Rp,75.000

Umumnya kebayakan orang berani berbuat apa saja tanpa memperihitungkan dampak baik buruknya di masa depan. Misalnya, ia merokok tidak memikirkan kesehatan jantungnya dan bermain perempuan”Psk” tidak khawatir terinveksi HIV. Yang biayanya tidak sedikit untuk menyebuhkan penyakit tersebut. Konon, obat mujarab untuk menyembuhkan penyakit HIV hingga kini juga belum di temukan.
Barulah saat dampak buruk datang seseorang menjadi menyadari secara serius. Tidak dapat kita bayangkan bagaimana nasib orang yang menderita HIV? Dari mulai rugi finansial, kesehatan, dan waktu terkuras habis demi untuk menyembuhkan penyakit HIV. Memang benar, sebelum berbuat apa saja diri kita kurang sekali menimbang-nimbang dampak baik-buruk yang akan terjadi di masa depan.
Padahal mencegah kerugian baik finansial maupun kesehatan merupakan suatu hal yang harus dilakukan. Supaya diri kita kelak selamat dari marabahaya dari apa yang kita perbuat. Buku bertajuk “Logika Hidup”: Logika Ekonomi di balik Kejahatan, Rasisme, dan Politik Kantor” karya  Tim Hardford hadir di hadapan membaca. Tim Hardford, mencoba memotret keputusan hidup seseorang yang kerap berbuat hanya menuruti hawa nafsunya dari pada menggunakan akal sehat untuk berpikir secara jernih.
 Bukankah, kelak kita tidak ingin meratapi nasib dari apa yang diperbuat saat ini?Ajaran logika berpikir para ekonom, membantu diri kita untuk berpikir jernih dan mendalam. Dan, team Harford juga mengajukan beberapa pertayaan kritis kepada kita dalam buku ini yaitu: Jika manusia memang pintar, mengapa mereka merokok dan berjudi, atau mengonsumsi narkoba, atau jatuh cinta? Apakah itu perilaku yang memang rasional?
Kenyataannya, perilaku individu-individu yang paling tak terduga--pekerja seks komersial, pencandu narkoba, rasis, dan pemberontak--memiliki dasar logika ekonomi, memperhitungkan biaya dan keuntungan masa depan, bahkan jika kita tidak benar-benar menyadarinya.
Buku ini, mengarahkan pembacanya supaya memperihitungkan segala kemungkinan buruk suatu saat nanti. Dengan demikian, berpikirnya para ekonom saya rasa patut untuk di perihitungkan. Hidup seseorang berorientasi pada dua aspek yaitu, jangka panjang dan pendek. Kedua tujuan tersebut menentukan sekali bagi kesuksesan seseorang.
Misalnya, manusia bekerja setiap hari tidak lain di peruntukan untuk masa depan.  Di tengah kondisi sosial perekenomian semakin sulit penting bagi kita untuk mau belajar berpikir  kepada mereka para ekonom. Sebagai upaya ikhtiar, meminimalisir dari segala kerugian di masa mendatang. Menurut Tim Hardford, para ekonom selalu mencari logika tersembunyi di balik kehidupan (Hal  xi)
 Ide berpikir cerdas para ekonom membuat kita awalnya akan sering membuat perhitungan-perhitungan yang kompleks tentang biaya dan manfaat secara rasional. Namun, pada akhirnya kita akan terbiasa. Justeru, di masa depan kita akan rasakan buahnya. Bagi kita, hal yang paling sulit untuk berpikir secara jernih dan cemerlang dalam hidup yakni, ketika diri kita masih dikuasai oleh hawa nafsu.
Dorongan nafsu yang meracuni otak kita membuat segala apa yang bahaya dan merugikan tertutup dalam benak pikiran. Wajar, jika di kemudian hari kita baru menyadarinya. Sehingga, saat marabahaya yang menghampiri kita dapat menangkalnya. Karena, segala “Perilaku kita yang rasional akan menghasilkan keajaiban” (hal 399)
Walaupun, buku ini sedikit menyulitkan pembacanya menemukan benang merahnya. Bagi saya, ada yang menarik dari buku ini yaitu, mengajarkan kepada pembacanya untuk belajar berpikir sebelum bertindak. Tentunya, ide yang mencerdaskan dari para ekonom untuk kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar