Selasa, 26 Maret 2013

Sisi Lain dari Sosok Muhammad Saw


Dimuat Wasathon: Media Islam
 
Judul: Rahasia Kesehatan Rasulullah: Meneladani Gaya Hidup Sehat Nabi Muhammad SAW.
Penulis: dr. Ade Hashman
Penerbit:Naura Books
Tahun: 2013                                                          
Tebal: 324 halaman
Harga:Rp. 64.000



Salah satu manusia terhebat di muka bumi ini, dalam hal menjaga kesehatan yakni Nabi Muhammad SAW. Selama hidupnya beliau hanya dua kali mengalami sakit. Padahal letak geografis dataran Jazirah Arab seperti Makkah maupun Madinah memiliki cuaca yang ekstrim. Dan tentu saja sebagai pemimpin umat memiliki kesibukan yang luar biasa. Meski kesibukan sebagai seorang pemimpin umat beliau  mampu menjaga kesehatannya. Sesungguhnya, apa yang menjadi resep beliau sehingga mampu menjaga kesehatanya?

Buku karya Ade Hashman, seorang dokter spesialis anetesi yang peduli pada kesehatan profetik ini, mencoba menguraikan sisi lain dari sosok Muhammad Saw khususnya dalam bidang kesehatan. Menurutnya, dalam diri Muhammad Saw banyak pelajaran yang penting untuk dipetik dan di jadikan panutan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, nabi selalu bergosok gigi(bersiwak), menjaga kebersihan dan kesucian. Serta menerapkan pola hidup yang berkualitas.

Salah satu tema buku ini yang menarik yakni, Bab I, Mengenai Kesehatan: Nikmat Ilahi Yang Tidak Ternilai Mahalnya.  Menurut Ade Hasman, kesehatan merupakan variable penting bagi seseorang untuk bisa menjalani dan menikmati hidup. Bahwa  kelezatan duniawi terasa hampa begitu kesehatan sirna. Seperti, menikmati makanan nikmatnya, makanan, minuman, tidur, dan beraktifitas lain. Jika tidak ada kesehatan, kearifan dengan sendirinya tidak tercapai, seni tidak akan muncul, kekuatan akan sirna, kekayaan menjadi tidak berguna. Dan kecerdasan tidak akan bisa dipraktikan.(hal. 36)

Ditengah kondisi kehidupan orang modern yang hidup di penuhi dengan segala kecanggihan tekhnologi dan informasi serta lebih banyak memberikan orientasi hidupnya pada hal keduinawian belaka.. Bahkan, pola hidupnya dari mulai bangun tidur hingga menjelang tidur disibukan dengan dunia eksternalnya. Tak pelak, saat memasuki usia 40 tahun banyak yang berjatuhan secara fisik.

Menjalani pola hidup sehat serta menghindari diri dari pola gaya hidup yang tidak sehat, seperti, makan berlebihan dan memperhatikan makanan yang akan dikonsumsi untuk tubuh kita merupakan hal yang amat susah. Padahal dengan gaya hidup yang destruktif(merusak), seseorang sebenarnya telah “menginvestasi” sendiri penyakitnya sejak usia muda.

Penting sekiranya memperhatikan aspek kesehatan jasmani dan ruhani. Bukankah, kesehatan adalah mahkota di atas kepala orang yang sehat, yang juga tidak akan mampu dilihat kecuali orang tersebut yang  jatuh sakit? Bukankah, orang modern juga banyak yang mengkonsumi obat-obatan termasuk obat untuk perangsang untuk memompa vitalitas secara instan. Kesemuanya itu lambat, tetapi pasti akan menghancurkan bangunan kesehatan.(hal. 40) 

Konon, serentetan daptar hitam peradaban modern yang menyumbangkan terjadinya cacat kesehatan masih di perpanjang oleh pencemaran tekhnologi. Seperti, kini mahalnya air bersih dan udara sehat. Sesungguhnya banyak cara untuk menerapkan pola hidup sehat dalam kehidupan kita sejatinya. Pertama, menggerakan badan. Baik dengan menjalankan olahraga secara teratur maupun saat menjalankan ibadah seperti sholat. Pasalnya dengan bergerak selain memperkuat otot juga tidak akan membuat sakit. Kedua, menjaga kebersihan lahir dan bathin, seperti berwudhu. Ketiga, tidur dan istirahat. Sebagaimana terurai dalam hadi yang di Riwayatkan oleh Imam Bukhari”Sesungguhnya badanmu punya hak atasmu.”(hal. 201) 

Pakar kesehatan Andrew Weil, M. D. menuturkan kepada kita, bahwa sebagian besar”suku cadang” tubuh kita dirancang layak pakai, bergaransi atau produktif tidak bermasalah selama 80 tahun asalkan syarat dasar bagi pemeliharaan dan pencegahan ditaati. Sesungguhnya, dengan kesahatan yang Anda miliki dan rasakan segala hal dapat dicapai. 

Sebagaimana juga di ungkapkan Prof. Sayyed Hossein Nasr di buku ini, pondasi ilmu kedokteran Islam ialah al-Thib al-Nabawy (kedokteran profetik) yang digali dari ucapan, kebiasaan, atau perilaku nabi Muhammad Saw. yang berkaitan dengan kesehatan, kebersihan, pemeliharan badan, dan hubungan antra bathin dan tubuh.

Kehadirian buku ini semakin menarik dibaca. Pasalnya pembaca diajak untuk menjaga kesehatan lahir dan bathin. Dengan menghadirkan sosok Muhammad Saw untuk dijadikan keteladanan khususnya dalam bidang kesehatan, membantu Anda menemukan inspirasi dan panutan. Bukankah, hal ini juga sesuai dengan tujuan kehadiran Islam adalah untuk memelihara agama, akal, jiwa jasmani, hartam dan keturunan umat manusia. Selamat membaca! 

Ahmad Faozan, Pembaca buku tinggal di Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar